Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Metrotvnews.com/Duta Erlangga
Meutya Hafid: Digitalisasi Beri Ruang Inklusif bagi Perempuan untuk Berdaya
Ardhan Anugrah • 23 December 2025 11:16
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyatakan bahwa era digitalisasi memberikan peluang inklusif bagi kaum perempuan untuk lebih berdaya. Teknologi informasi dinilai menjadi jembatan bagi perempuan dalam memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan tanpa terbatas ruang.
Hal tersebut ditegaskan Meutya saat menghadiri ajang Wonder Mom Awards 2025 yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu di Grand Studio Metro TV, Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.
"Era digitalisasi saat ini sangat inklusif. Teknologi digital memberikan ruang bagi semua orang untuk memperkaya diri dengan ilmu, termasuk kaum perempuan," ujar Meutya.
Dalam acara tersebut, Meutya dianugerahi penghargaan kategori Excellent Mom in Digital Transformation Leadership. Ia mendorong perempuan Indonesia untuk lebih berani dan percaya diri dalam memanfaatkan kemajuan teknologi guna mengejar ketertinggalan akses edukasi.
"Jika sebelumnya akses edukasi perempuan tidak sebaik laki-laki, kini dengan digitalisasi, mereka bisa memperkaya diri secara mandiri melalui berbagai platform teknologi," jelas Meutya.
Baca Juga :
Meutya Hafid: dari Jurnalis ke Menteri Komdigi
Meutya Hafid mengakui bahwa tantangan yang dihadapi perempuan, terutama para ibu, sangat berat. Namun, ia menekankan bahwa perempuan memiliki kelebihan alami dalam hal manajemen tugas, komunikasi, serta kemampuan merangkul berbagai pihak untuk berkolaborasi.
"Perempuan itu cukup kuat untuk merangkul dan memberdayakan berbagai pihak melalui kolaborasi. Nilai-nilai ini yang harus dipegang agar perempuan bisa lebih berdaya," ujar Meutya.
Meutya memberikan apresiasi kepada Metro TV atas penyelenggaraan ajang penghargaan bagi kaum ibu. Menurutnya, inisiatif seperti ini penting untuk memberikan pengakuan atas peran besar perempuan yang selama ini sering terabaikan oleh sejarah.
"Saya merasa perlu lebih banyak lagi ruang apresiasi bagi perempuan, karena secara historis, kontribusi perempuan memang minim mendapatkan apresiasi," pungkas Meutya.