Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari (kiri). ANTARA/M Haris SA
Lukman Diah Sari • 16 December 2025 19:48
Banda Aceh: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan total rumah rusak akibat bencana banjir dan longsor di Aceh mencapai 106.058 unit. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan kerusakan rumah tersebut tersebar di 18 kabupaten kota terdampak bencana di Provinsi Aceh.
"Berdasar data per Selasa, 16 Desember, jumlah rusak akibat bencana di wilayah Aceh mencapai 106.058 unit. Kerusakan terdiri, parah, sedang, dan ringan," kata Abdul Muhari, melansir Antara, Selasa, 16 Desember 2025.
Abdul memerinci kerusakan tersebut terdiri rumah rusak ringan sebanyak 46.779 unit, rumah rusak sedang mencapai 22.951 unit, serta dengan kondisi rusak berat sebanyak 36.328 unit. Menurut dia, data kerusakan rumah tersebut menjadi dasar penyusunan dan perencanaan pembangunan hunian bagi korban bencana banjir bandang dan longsor di Provinsi Aceh.
"Pembangunan hunian nantinya, baik yang direlokasi maupun yang tetap di lokasi awal. Yang di lokasi awal ini khususnya untuk rumah rusak ringan," jelas Abdul.

Sedangkan untuk yang relokasi, Abdul menyebutkan diperuntukkan bagi rumah rusak berat atau hilang yang dilanda bencana akhir November 2025. Titik relokasi didiskusikan dengan pemerintah daerah setempat serta harus jauh dari potensi bencana.
"Sedangkan rumah rusak ringan, dibangun dengan kawasan yang ditata sebaik mungkin serta menghindari potensi bencana serupa. Termasuk aspek mitigasi, baik struktur bangunan maupun lainnya," katanya.
Sementara itu, data pengungsi hingga hari ini mencapai 606.040 jiwa. Dengan rincian terdiri di Aceh sebanyak 571.201 jiwa, Sumatra Utara mencapai 21.579 jiwa, dan Sumatra Barat sebanyak 13.260 jiwa.
"Kami juga terus berupaya mempercepat pendirian titik pengungsian terpadu. Pengungsian terpadu ini untuk memudahkan penyaluran distribusi logistik, baik pangan maupun nonpangan," kata Abdul Muhari.