Sekjen PBB: Bayar Dana Iklim Atau Manusia Tanggung Akibatnya

Sekretaris Jenderal PBB (Sekjen PBB) Antonio Guterres di KTT COP29. Foto: UN

Sekjen PBB: Bayar Dana Iklim Atau Manusia Tanggung Akibatnya

Fajar Nugraha • 13 November 2024 06:57

Baku: Sekretaris Jenderal PBB (Sekjen PBB) Antonio Guterres pada hari Selasa meminta para pemimpin dunia untuk memprioritaskan pendanaan iklim dan memperingatkan bahwa kegagalan mengatasi ‘utang iklim’ akan mengakibatkan dampak yang parah bagi umat manusia.

“COP29 harus meruntuhkan tembok pendanaan iklim,” kata Guterres dalam pidatonya di KTT Aksi Iklim Pemimpin Dunia (WLCAS), yang diadakan di Baku sebagai bagian dari COP29, seperti dikutip Anadolu, Rabu 13 November 2024.

“Tidak ada waktu yang terbuang. Mengenai pendanaan iklim, dunia harus membayar atau umat manusia akan menanggung harganya. Pendanaan iklim bukanlah amal. Ini adalah investasi. Aksi iklim bukanlah pilihan. Ini adalah keharusan,” ucap Guterres.

Dengan waktu yang hampir habis untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius, Guterres menunjukkan bahwa 2024 berada di jalur yang tepat untuk menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, mengikuti hari-hari dan bulan-bulan terpanas yang pernah tercatat.

"Waktu tidak berpihak pada kita," kata Guterres.

Pimpinan PBB itu menyoroti kerusakan signifikan yang ditimbulkan pada masyarakat, infrastruktur, dan anak-anak oleh bencana alam yang diperburuk oleh perubahan iklim, dengan mengatakan, "Semua bencana ini dan lebih banyak lagi diperparah oleh perubahan iklim buatan manusia. Dan tidak ada negara yang luput dari dampaknya."

Guterres menggarisbawahi ketidakadilan dampak perubahan iklim, dengan menjelaskan "orang kaya menyebabkan masalah, orang miskin membayar harga tertinggi.

Oxfam menemukan bahwa miliarder terkaya mengeluarkan lebih banyak karbon dalam satu setengah jam daripada yang dikeluarkan rata-rata orang dalam seumur hidup."

"Kecuali emisi anjlok dan adaptasi meningkat, setiap ekonomi akan menghadapi kemarahan yang jauh lebih besar," ia memperingatkan.

Namun, ia menunjuk kemajuan terkini sebagai tanda harapan, dengan mencatat bahwa investasi dalam energi terbarukan dan jaringan listrik melampaui investasi bahan bakar fosil untuk pertama kalinya tahun lalu.

"Hampir di mana-mana, tenaga surya dan angin merupakan sumber listrik baru yang termurah. Jadi, menggandakan bahan bakar fosil adalah hal yang tidak masuk akal," kata Guterres.

Sekretaris jenderal menekankan perlunya mengurangi emisi global sebesar 9% setiap tahun dan mencapai penurunan 43?ri level tahun 2019 pada tahun 2030.

Ia juga menekankan tanggung jawab G20 untuk memimpin dalam memerangi krisis iklim, sembari menegaskan komitmen PBB untuk memberikan dukungan yang diperlukan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)