Ilustrasi. Foto: Freepik.
Media Indonesia • 1 November 2023 13:42
Jakarta: Kondisi ekonomi global saat ini dinilai sedang tidak baik-baik saja. Hal ini terindikasi dari sejumlah proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2024 baik dari Dana Moneter Internasional atau IMF, Bank Dunia, hingga lembaga lainnya, yang cenderung terus mengalami penurunan.
Kecenderungan penurunan proyeksi ekonomi global tersebut dilihat secara kuartalan atau quarter to quarter (qoq). Dari proyeksi yang ada pun dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi global pada tahun depan hanya berada pada kisaran 2,7 persen.
Deputi Komisioner Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Moch Ihsanuddin mengatakan, merosotnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia disebabkan oleh tingkat inflasi yang cenderung meningkat.
"Proyeksi inflasi tahun depan yang dilakukan IMF, untuk negara-negara yang sudah develop (negara maju) inflasinya sekitar tiga persen. Sementara untuk negara-negara berkembang itu diproyeksikan sampai 7,8 persen. Sehingga di-average tingkat inflasi sedunia itu sekitar 5,8 persen," ujar Ihsanuddin di Jakarta pada Rabu, 1 November 2023.
Dengan melihat situasi kondisi ekonomi global yang seperti itu, ditambah situasi dan kondisi dunia direfleksikan pada akhir-akhir ini dengan imbal hasil obligasi Pemerintah AS-10 tahun bisa menembus lima persen. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak 2007 ketika terjadi krisis.
"Ini menunjukkan kondisi ekonomi global sedang tidak baik-baik saja. Kemudian ditambah dengan situasi kondisi memanasnya di Timur Tengah antara Israel dan Palestina yang sampai sekarang belum berhenti," jelas dia.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Terbaik Kedua setelah Tiongkok