Konflik Israel dan Palestina Berdampak ke Perusahaan Jepang

Jepang. Foto: Unsplash.

Konflik Israel dan Palestina Berdampak ke Perusahaan Jepang

Arif Wicaksono • 9 November 2023 16:22

Tokyo: Hampir setengah dari perusahaan-perusahaan Jepang melihat konflik antara Israel dan militan Palestina Hamas berpotensi berdampak buruk pada pendapatan mereka.

Sebanyak 48 persen perusahaan yang disurvei oleh Reuters mengatakan konflik Israel-Hamas akan berdampak negatif terhadap pendapatan mereka. Jajak pendapat tersebut menunjukkan 49 persen perusahaan memperkirakan tidak ada dampak khusus dan melampaui tiga persen yang melihat dampak positif.

"Memburuknya situasi di Timur Tengah akan menyebabkan kenaikan tajam harga bahan mentah dan bahan bakar,” tulis seorang manajer di sebuah pabrik kimia dalam survei tersebut dikutip dari The Business Times, Kamis, 9 November 2023.

Harga minyak naik  

Dalam survei tersebut, 46 persen perusahaan yang menjawab pertanyaan tentang seberapa besar kemungkinan harga minyak akan naik dalam waktu dekat mengatakan mereka memperkirakan harga minyak akan naik hingga USD120 per barel atau lebih tinggi. Minyak mentah Brent Laut Utara sekarang berada di kisaran USD81 per barel.

Jajak pendapat tersebut menyoroti kekhawatiran yang lebih luas mengenai kondisi di Timur Tengah. Di antara kekhawatiran mengenai ketidakstabilan di Timur Tengah, dua pertiga responden menyebutkan kenaikan harga bahan mentah selain minyak.

Inflasi dan suku bunga bank sentral Jepang

Sekitar setengah dari mereka mengatakan mereka khawatir akan meningkatnya inflasi global, sementara dua perlimanya melihat potensi kekurangan produk minyak dan produk berbahan dasar minyak.

Hampir separuh perusahaan Jepang mengatakan mereka memperkirakan isu penghentian suku bunga negatif, yang telah menjadi pilar utama kebijakan moneter akomodatif bank sentral Jepang akan terjadi pada tahun depan.

BOJ pekan lalu melonggarkan kebijakannya pada suku bunga jangka panjang dengan mengurangi batasan 1 persen yang ditetapkan untuk imbal hasil obligasi 10-tahun sebagai referensi, bukan batas atas yang kaku.

Akhir suku bunga negatif Jepang

Sumber mengatakan fokus berikutnya adalah mengakhiri kebijakan suku bunga negatif dan mendorong suku bunga jangka pendek ke nol, dari saat ini minus 0,1 persen. Dalam survei tersebut, 40 persen perusahaan mengatakan kebijakan suku bunga negatif berdampak positif terhadap manajemen perusahaan mereka.

Survei Korporat Reuters bulanan terhadap 502 perusahaan non-keuangan besar dan menengah Jepang, yang diikuti oleh 251 perusahaan, menunjukkan 46 persen perusahaan memperkirakan Bank of Japan (BOJ) akan mengakhiri suku bunga negatif pada kuartal Juni 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)