ilustrasi bitcoin. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 12 November 2023 07:23
Jakarta: Harga Bitcoin (BTC) masih bertengger di kisaran USD35 ribu menunjukkan masih adanya tren kenaikan meskipun melambat.
Namun, para analis masih yakin Bitcoin memiliki potensi untuk bergerak ke atas, didukung oleh beberapa faktor, termasuk akumulasi yang konsisten dan lingkungan makroekonomi yang lebih akomodatif.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan salah satu faktor yang mendukung harga Bitcoin adalah akumulasi Bitcoin yang konsisten oleh investor jangka panjang.
Mengacu data Glassnode, jumlah Bitcoin yang dimiliki oleh investor jangka panjang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
"Pasokan Bitcoin sangat terbatas, dan sebagian besar BTC dimiliki oleh orang-orang yang berencana untuk menyimpannya untuk jangka waktu yang lama. Akibatnya, ada peningkatan yang luar biasa dalam jumlah Bitcoin yang diakumulasi oleh orang-orang ini seiring berjalannya waktu. Hal ini menyebabkan harga Bitcoin masih kuat," kata Fyqieh dalam siaran pers yang dikutip Minggu, 12 November 2023.
Nada dovish The Fed
Faktor lainnya yang mungkin mendukung harga Bitcoin adalah nada
dovish yang disampaikan oleh beberapa pejabat The Fed. Dovish dalam konteks ini mengacu pada sikap Fed yang cenderung lebih memilih kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan itu menurutnya akan berdampak positif terhadap aset berisiko seperti saham dan kripto karena menurunkan daya tarik investasi pada aset yang dianggap lebih aman seperti obligasi.
Baca juga: Siap-siap Cuan, Reli Bitcoin akan Berlanjut pada November hingga Akhir Tahun
"Meski demikian, meski ada nada dovish tersebut, Bitcoin tampaknya memilih untuk bergerak
sideways atau mendatar, menunjukkan ketidakpastian pasar. Para investor sepertinya memilih untuk bersikap hati-hati menjelang perilisan data inflasi Amerika Serikat dan kabar potensi penutupan
(shutdown) pemerintah AS," ujar dia.
Dia pun mengungkapkan, ketidakpastian pasar yang tinggi membuat investor ragu untuk mengambil posisi yang agresif.
"Mereka lebih memilih untuk menunggu untuk melihat data dan perkembangan sebelum mengambil keputusan investasi," ucap dia.
Data inflasi dan shutdown Pemerintah AS
Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Oktober 2023 akan dirilis pada 14 November 2023. Inflasi umum secara umum diperkirakan akan terkendali dari bulan ke bulan. Namun, tren yang mendasarinya mungkin masih mengkhawatirkan Federal Reserve menjelang keputusan suku bunga berikutnya yang dijadwalkan pada 13 Desember.
Terkait dengan isu makroekonomi yang lebih besar, pada 17 November 2023, pemerintah AS dihadapkan pada batas waktu untuk menemukan sumber utang baru guna menghindari
shutdown pemerintah.
Dia oun mengatakan, sejarah telah menunjukkan kemungkinan akan terjadi penambahan utang baru, yang dapat menjadi faktor positif bagi pasar mata uang kripto
termasuk Bitcoin.
"Jika pemerintah AS memutuskan untuk meningkatkan utang, Bitcoin mungkin akan mengalami kenaikan harga. Kedua tanggal ini, tanggal 14 dengan rilis CPI dan tanggal 17 dengan
deadline utang pemerintah AS, menjadi momen krusial yang bisa mendefinisikan arah pergerakan Bitcoin dalam waktu dekat," jelas dia.
Prediksi harga Bitcoin
Fyqieh memprediksi pergerakan Bitcoin di atas USD36 ribu kemungkinan besar akan segera terjadi
"Bitcoin telah menunjukkan tren kenaikan yang kuat dalam beberapa pekan terakhir. Penembusan di atas USD36 ribu dapat memperkuat tren ini dan membuka jalan bagi BTC untuk mencapai level USD40 ribu dan USD45 ribu pada akhir 2023," prediksi Fyiqieh.