Ekonomi Sri Lanka. Foto: Unsplash.
Sri Lanka: Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui peninjauan kedua atas dana talangan ke Sri Lanka sebesar USD2,9 miliar. Pemerintah Sri Lanka menyatakan persetujuan tersebut akan membuka jalan bagi pencairan dana sekitar USD337 juta.
"Kinerja negara yang dilanda krisis dalam program ini sangat baik dan tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai muncul, kata IMF dalam sebuah pernyataan, dilansir
Channel News Asia, Kamis, 13 Juni 2024.
Sri Lanka yang kekurangan uang terjerumus ke dalam krisis keuangan terburuk dalam lebih dari tujuh dekade setelah cadangan devisanya merosot ke rekor terendah pada 2022.
Setelah gagal bayar utangnya dua tahun lalu, negara ini sedang berjuang untuk keluar dari krisis. Perekonomian mengalami kontraksi sebesar 2,3 persen tahun lalu.
Sebagai bagian dari program senilai USD2,9 miliar dengan IMF, Sri Lanka setuju untuk mereformasi perusahaan-perusahaan milik negaranya agar menghasilkan keuntungan.
Upaya Sri Lanka mendorong reformasi ekonomi
Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Ali Sabry, mengatakan persetujuan IMF merupakan bukti dedikasi untuk mendorong reformasi ekonomi dan menjamin masa depan yang sejahtera bagi seluruh rakyat Sri Lanka.
"Perekonomian mulai pulih, inflasi tetap rendah, pengumpulan pendapatan meningkat, dan cadangan terus terakumulasi," kata IMF.
IMF menuturkan kerentanan penting terkait dengan restrukturisasi utang yang sedang berlangsung, mobilisasi pendapatan, akumulasi cadangan, dan kemampuan bank untuk mendukung pemulihan terus mengaburkan prospek tersebut.
Penyitaan hasil kriminal
Pada April, Sri Lanka menyetujui undang-undang yang didukung oleh IMF yang mengizinkan negara untuk menyita segala hasil kegiatan kriminal. Perekonomian Sri Lanka diperkirakan akan tumbuh sebesar tiga persen pada 2024.
Pekan lalu, parlemen Sri Lanka menyetujui undang-undang untuk menarik investasi di bidang energi terbarukan dan mengurangi kerugian dalam monopoli listrik yang dikelola negara, sebuah langkah yang telah menjadi komitmen Sri Lanka dalam program IMF senilai USD2,9 miliar.
Sri Lanka akan mengadakan pemilihan presiden sebelum pertengahan Oktober, dan partai-partai oposisi mengatakan dapat meninjau kembali kebijakan pemerintah saat ini mengenai perpajakan dan target program IMF jika mereka menang.