Ekonomi Pakistan Bakal Meleset ke 2,4%

Pakistan. Foto: Unsplash.

Ekonomi Pakistan Bakal Meleset ke 2,4%

Arif Wicaksono • 12 June 2024 13:44

Pakistan: Perekonomian Pakistan kemungkinan akan tumbuh sebesar 2,4 persen pada tahun fiskal yang berakhir bulan ini, meleset dari target awal sebesar 3,5 persen.

Namun, angka tersebut merupakan perbaikan dari kontraksi tahun lalu sebesar 0,17 persen dan sejalan dengan proyeksi setahun penuh Bank Negara Pakistan, yang memangkas suku bunga utamanya sebesar 150 bps sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian.
 

baca juga:

IMF: Ekonomi Pakistan Masih Berisiko Tinggi Alami Penurunan

Menurut survei, defisit transaksi berjalan Pakistan menyempit tajam sebesar 95 persen menjadi USD200 juta pada periode Juli hingga April tahun fiskal 2024 dibandingkan USD3,9 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

"Neraca berjalan mencatat surplus selama tiga bulan berturut-turut hingga April, dan Mei mungkin akan mengalami surplus satu bulan lagi," kata Menteri Keuangan Pakistan Muhammad Aurangzeb, dilansir Channel News Asia, Rabu, 12 Juni 2024.

Pemerintah Pakistan dalam tinjauan ekonomi bulanannya pada akhir Mei mengatakan pihaknya menargetkan ekspansi ekonomi sebesar 3,6 persen untuk tahun fiskal baru yang dimulai pada Juli, di tengah peningkatan aktivitas ekonomi.

Pakistan sedang melakukan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendapatkan pinjaman yang diperkirakan berjumlah antara USD6 miliar hingga USD8 miliar untuk mencegah gagal bayar (default) bagi perekonomian yang tumbuh paling lambat di kawasan ini. Aurangzeb mengatakan Pakistan berkomitmen terhadap reformasi ekonomi yang sedang dibahas dengan IMF.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyatakan komitmennya terhadap reformasi yang ketat sejak ia berkuasa pada pemilu Februari. Namun tingginya harga minyak, pengangguran dan kurangnya lapangan kerja baru telah menambah tekanan politik pada pemerintahan koalisinya.

Salah satu tuntutan tersulit yang diharapkan dari program IMF adalah peningkatan pendapatan untuk memangkas defisit fiskal. Total pendapatan pemerintah selama tiga kuartal tahun ini mencapai 9,78 triliun rupee (USD35 miliar), berdasarkan survei, dibandingkan dengan target sebesar 12,4 triliun rupee.

Aurangzeb mengatakan pengumpulan pendapatan tahun ini menandai peningkatan 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang disebutnya "belum pernah terjadi sebelumnya".

Namun, bank sentral mengatakan bahwa dengan reformasi struktural yang masih sulit dilakukan, peningkatan pendapatan kemungkinan besar berasal dari kenaikan pajak dan retribusi. Indikator kinerja utama lainnya yang disebutkan dalam survei ekonomi ini mencakup defisit fiskal sebesar 4,5 persen dari PDB hingga April, dibandingkan dengan target sebesar 6,5 persen untuk setahun penuh.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)