Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. (EPA)
Willy Haryono • 9 June 2024 10:45
New York: Otoritas Palestina (PA) menyerukan digelarnya sidang darurat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas "pembantaian" yang telah dilakukan pasukan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah pada hari Sabtu kemarin.
"Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menginstruksikan utusan Palestina di PBB untuk meminta sidang darurat Dewan Keamanan PBB guna membahas dampak pertumpahan darah" yang dilakukan pasukan Israel di kamp Nuseirat, lapor kantor berita Wafa dan dilansir Anadolu Agency, Minggu, 9 Juni 2024.
Pernyataan Abbas disampaikan setelah pengeboman besar-besaran Israel dan serangan mendadak ke kamp pengungsi Nuseirat dan daerah lain di Jalur Gaza, yang menewaskan sedikitnya 210 orang tewas dan membuat lebih dari 400 lainnya terluka.
Israel mengeklaim telah berhasil menyelamatkan empat sandera dalam serangan tersebut. Sementara Hamas mengatakan sejumlah sandera justru tewas dalam operasi penyelamatan tersebut.
Baca juga: Hamas Sebut Operasi Israel di Nuseirat Tewaskan Sejumlah Sandera
Menurut para saksi, kendaraan militer Israel secara tak terduga maju ke wilayah timur dan barat laut kamp Nuseirat, bersamaan dengan pemboman artileri berat yang menargetkan sebagian besar kamp.
"Presiden Abbas terlibat dalam komunikasi intensif dengan pihak-pihak Arab dan internasional yang relevan untuk mengadakan sidang mendesak Dewan Keamanan PBB," lapor Wafa.
Abbas menekankan "kebutuhan mendesak akan intervensi internasional untuk menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur," lanjutnya.
Ia juga menekankan bahwa "Israel terus mengeksploitasi kebungkaman internasional dan dukungan AS untuk melakukan kejahatan yang melanggar semua resolusi legitimasi internasional dan hukum internasional."
Israel telah melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak operasi lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, meski sudah ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata.
Lebih dari 36.800 warga Palestina telah tewas di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 83.500 lainnya terluka dalam serangan Israel, menurut data otoritas kesehatan setempat.
Delapan bulan setelah perang, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh telah melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan operasinya di kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.