Survei: Gen Z Lebih Sedikit Menabung

Ilustrasi tabungan. Foto: Medcom.id.

Survei: Gen Z Lebih Sedikit Menabung

Media Indonesia • 16 June 2024 09:14

Jakarta: Membahas masalah keuangan adalah hal yang cukup kompleks. Orang-orang mau bercerita soal membeli barang dengan kredit, tapi tidak tentang cara membayarnya. Di sisi lain, saat menghadapi hal penting seperti pendidikan atau pensiun, tak sedikit yang mengakui uang masih jadi masalah.
 

baca juga: 

Kenalkan Literasi Digital Sejak Dini, Agar Anak Cepat Adaptasi


Sebuah survei digelar oleh Jakpat dan Lintar Financial  untuk mengetahui tingkat literasi keuangan di tiap generasi. Laporan yang melibatkan 1.295 responden itu menunjukkan apa saja kredit yang dimiliki, keikutsertaan kelas keuangan, dan rencana masa depan.

Secara umum, kebanyakan responden tidak memiliki kredit, didominasi oleh Generasi Z (70 persen) dan Generasi X (60 persen). Sementara itu, sebanyak 45 persen Milenial memiliki kredit seperti kartu kredit (CC), Kredit Tanpa Agunan (KTA), hingga kredit kendaraan bermotor.

Lebih spesifik, 3 dari 10 Milenial memiliki angsuran CC/KTA di bawah Rp500 ribu per bulan. Sebanyak 32 persen laki-laki dan 14 persen perempuan memiliki cicilan CC/KTA sebesar Rp1 hingga 1,25 juta. Sementara, 40 persen responden mempunyai cicilan kendaraan sebesar Rp500 ribu-Rp1 juta, yang didominasi Gen Z dan Gen X. Kebanyakan Millenial mempunyai cicilan kendaraan sebesar Rp1 hingga 1,25 juta.

kesadaran investasi dan tabungan rendah

Selain angsuran, pos keuangan lain juga diperhatikan. Sebanyak 63 persen responden mengalokasikan pendapatan per bulan untuk ditabung.  Sementara itu, 27 persen melakukan investasi dan 17 persen menyisihkan uang untuk asuransi. Lebih detail, 4 dari 10 orang menabung dengan nominal kurang dari Rp500 ribu per bulan. Hanya 10 persen yang bisa menabung di atas Rp2,5 juta.  

Kemudian, sebanyak 70 persen responden berinvestasi di bawah Rp1 juta tiap bulan. Ada 9 persen responden yang mengaku berinvestasi dengan jumlah di atas Rp5 juta.

"Berdasarkan studi kami, kesadaran Gen Z dalam mengalokasikan uang untuk investasi, tabungan, dan asuransi masih lebih rendah dibandingkan kelompok lainnya. Ini mungkin karena pendapatan yang lebih rendah dan kurangnya pengalaman dalam mengelola keuangan. Apalagi mereka juga memiliki cicilan seperti cicilan kendaraan, sehingga edukasi mengenai alokasi keuangan perlu ditingkatkan,” tutur Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna.

Berbicara mengenai persiapan masa depan, persentase menikah (59 persen) dan berkeluarga (64 persen) hampir dua kali lipat dibandingkan melanjutkan pendidikan tinggi (28 persen) dan mendanai pensiun (37 persen). Hal ini berlaku untuk kedua jenis kelamin.

Rinciannya, 2 dari 3 laki-laki siap membangun keluarga dan hanya seperempat perempuan yang siap secara finansial untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Tiga dari 10 orang mengklaim diri mereka terampil mengelola keuangan, artinya mereka dapat menyisihkan dana untuk biaya-biaya tertentu. Angka ini selaras dengan keikutsertaan dalam kelas keuangan.

Hanya 19 persen responden yang mengaku pernah mengikuti kelas keuangan. Ini berarti masih banyak masyarakat Indonesia yang belum teredukasi mengenai pentingnya perencanaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari, yang berdampak besar jika mereka dalam posisi tidak siap menghadapi kondisi keuangan yang buruk.

"Salah satu perencanaan keuangan yang penting adalah persiapan dana pensiun. Meskipun mayoritas Gen Z dan Milenial mengaku belum siap pensiun, faktanya sebanyak 56 persen Generasi X yang secara usia lebih matang juga merasa belum siap untuk pensiun. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi keuangan yang lebih intensif,” kata Hasna.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)