Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Profitabilitas lembaga keuangan Jepang telah menurun secara signifikan dalam 25 tahun terakhir, membuat mereka rentan terhadap potensi kerugian akibat kenaikan tajam suku bunga.
"Meskipun banyak perusahaan meningkatkan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga tetap untuk mengambil keuntungan dari suku bunga Jepang yang sangat rendah, beberapa perusahaan mengalami penurunan laba," kata Bank Of Japan (BOJ), dilansir
Channel News Asia, Kamis, 20 Juni 2024.
Pinjaman bank kepada perusahaan-perusahaan dengan keuntungan rendah mungkin akan berubah buruk ketika suku bunga mulai naik, kata BOJ dalam laporan tersebut, yang melihat dampak pelonggaran moneter yang berkepanjangan terhadap sistem perbankan Jepang.
"Profitabilitas lembaga-lembaga keuangan telah menurun tajam dalam 25 tahun terakhir dan beberapa pemberi pinjaman regional menjadi lebih rentan terhadap tekanan," kata laporan itu.
"Jika suku bunga naik tajam dalam waktu singkat, lembaga keuangan bisa mengalami kerugian laten atas kepemilikan surat berharga mereka, yang pada gilirannya bisa membuat mereka enggan memberikan pinjaman," kata dia.
Laporan ini disusun sebagai bagian dari tinjauan komprehensif yang dilakukan BOJ mengenai pro dan kontra dari langkah pelonggaran moneter di masa lalu. Penilaian tersebut menggarisbawahi fokus BOJ pada bagaimana prospek kenaikan suku bunga dapat mempengaruhi sektor perbankan Jepang, yang telah melewati masa suku bunga sangat rendah dalam jangka waktu yang lama.
Suku bunga rendah
Sejak menerapkan program pembelian aset besar-besaran pada 2013, BOJ telah mempertahankan suku bunga sangat rendah melalui program stimulus radikal untuk meningkatkan inflasi ke target dua persen.
Meskipun kebijakan yang sangat longgar ini membantu perusahaan dengan menekan biaya pinjaman, kebijakan ini juga mengikis keuntungan lembaga keuangan dengan menghancurkan margin yang mereka peroleh melalui pinjaman.
Dalam peralihan penting dari stimulus moneter radikal, BOJ mengakhiri delapan tahun suku bunga negatif pada Maret. Hal ini juga mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut suku bunga kebijakan jangka pendek dari level saat ini di sekitar nol.
Setelah menjadi gubernur BOJ pada April tahun lalu, Kazuo Ueda mengumumkan rencana tinjauan jangka panjang untuk meneliti dampak dan efek samping dari stimulus radikal bank sentral.