Jurnal Medis Inggris Sebut Korban Tewas di Gaza Bisa Capai 186 Ribu Jiwa

Korban tewas di Gaza dilaporkan mencapai lebih dari 168.000 Jiwa. Foto: EFE-EPA

Jurnal Medis Inggris Sebut Korban Tewas di Gaza Bisa Capai 186 Ribu Jiwa

Fajar Nugraha • 9 July 2024 14:22

London: Jumlah korban tewas di Gaza dikabarkan bisa mencapai lebih dari 186.000 jiwa. Hal ini didasarkan laporan jurnal medis Inggris, The Lancet.

The Lancet mengeluarkan peringatan yang mengerikan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya dari konflik Gaza bisa mencapai lebih dari 186.000, yang mencakup 8 persen dari populasi Gaza. Jurnal itu melaporkan kontributor utama atas hilangnya nyawa dan kehancuran yang luas adalah 14.000 bom, yang masing-masing beratnya 2.000 pon atau hampir 1.000 kilogram yang dipasok oleh AS ke Israel

Sumber Pemerintah Gaza melaporkan jumlah korban tewas resmi saat ini hampir mencapai 38.200.

Namun, laporan terbaru The Lancet yang diterbitkan hari Jumat dan berjudul "Counting the Dead in Gaza: Difficult but Essential” atau berarti “Menghitung Korban Tewas di Gaza: Sulit tetapi Penting," menunjukkan bahwa angka dari pihak pemerintahan di Gaza jauh di bawah perkiraan.

Jumlah sebenarnya kemungkinan mencakup ribuan orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan mereka yang telah meninggal karena dampak sekunder dari konflik, seperti kekurangan gizi, penyakit, dan kurangnya perawatan medis.

Sementara bom-bom yang digunakan Israel dan dipasok Amerika Serikat, tidak hanya menyebabkan korban langsung tetapi juga menghancurkan infrastruktur Gaza. Hal itu memperburuk kondisi yang menyebabkan kematian tambahan.

Penghancuran fasilitas perawatan kesehatan, jaringan distribusi makanan, dan sistem sanitasi telah membuat penduduk berada dalam kondisi yang berbahaya.

The Lancet menyoroti kesulitan dalam mengumpulkan data yang akurat karena kerusakan yang meluas.

"Jumlah kematian yang dilaporkan kemungkinan merupakan perkiraan yang lebih rendah. Organisasi nonpemerintah Airwars melakukan penilaian terperinci atas insiden di Jalur Gaza dan sering kali menemukan bahwa tidak semua nama korban yang dapat diidentifikasi tercantum dalam daftar Kementerian,” sebut jurnal The Lancet, seperti dikutip Anadolu, Selasa 9 Juli 2024.

“Lebih jauh, PBB memperkirakan bahwa, pada 29 Februari 2024, 35 persen bangunan di Jalur Gaza telah hancur, sehingga jumlah jenazah yang masih terkubur di reruntuhan kemungkinan besar cukup besar, dengan perkiraan lebih dari 10.000," katanya.

Laporan tersebut memperingatkan: "Jumlah korban tewas diperkirakan besar mengingat intensitas konflik ini; infrastruktur perawatan kesehatan yang hancur; kekurangan makanan, air, dan tempat tinggal yang parah; ketidakmampuan penduduk untuk mengungsi ke tempat yang aman; dan hilangnya dana untuk UNRWA, salah satu dari sedikit organisasi kemanusiaan yang masih aktif di Jalur Gaza."

Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)