Pelaku Usaha Selandia Baru Ragu dengan Prospek Ekonomi

Ekonomi Selandia Baru. Foto: Unsplash.

Pelaku Usaha Selandia Baru Ragu dengan Prospek Ekonomi

Arif Wicaksono • 2 July 2024 15:18

Auckland: Pelaku usaha di Selandia Baru menjadi lebih pesimistis terhadap perekonomian, sehingga memberikan tekanan pada bank sentral untuk menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan saat ini.
 

baca juga: 

Ekonomi Selandia Baru Bangkit dari Resesi


Menurut Institut Penelitian Ekonomi Selandia Baru (NZIER), sebanyak 44 persen perusahaan merasa pesimistis terhadap prospek perekonomian selama enam bulan ke depan, naik dari 25 persen pada kuartal pertama.  

Survei Opini Bisnis secara kuartalan menunjukkan 28 persen mengatakan perdagangan mereka memburuk dalam tiga bulan hingga Maret 2024. Hal ini merupakan angka terlemah sejak pertengahan 2020 selama pandemi covid-19.

"Bank sentral Selandia Baru telah mempertahankan suku bunga tetap tinggi untuk memperlambat permintaan dan mengekang inflasi, dan hal ini mengakibatkan berkurangnya keuntungan perusahaan dan pemutusan hubungan kerja," menurut laporan tersebut dikutip dari Business Times, Selasa, 2 Juli 2024.

Risikonya adalah perekonomian, yang telah mengalami kontraksi dalam empat dari enam kuartal terakhir, semakin melambat pada 2024.

Sebanyak 25 persen perusahaan memecat pekerjanya pada kuartal kedua, jumlah terbesar sejak perekonomian negara ini bangkit dari krisis keuangan global pada 2009.

Sementara 10 persen perusahaan memperkirakan akan mengurangi jumlah staf dalam tiga bulan hingga September. Sebanyak 34 persen responden memperkirakan laba akan melemah pada kuartal ketiga dan niat berinvestasi pun menurun.

Sementara perusahaan semakin merasa semakin mudah dalam mencari pekerja, sehingga menambah tanda-tanda berkurangnya tekanan terhadap upah. Lebih sedikit perusahaan yang melaporkan kenaikan biaya.

"Hasil ini menunjukkan potensi kontraksi perekonomian pada tahun mendatang,” kata Kepala Ekonom NZIER Christina Leung.

Dia menuturkan kontraksi dapat terjadi pada kuartal kedua atau setelahnya, tergantung pada perkembangan perekonomian di bagian lain.

NZIER saat ini memperkirakan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) akan mulai memotong Official Cash Rate (OCR) pada bulan Mei tahun depan.

“Tetapi hasil hari ini menunjukkan risiko dimulainya siklus pelonggaran lebih awal," katanya.

Tekanan inflasi

Ekonom Senior di ASB Bank di Auckland Mark Smith menjelaskan penurunan tekanan inflasi sangat menggembirakan bagi RBNZ.

"Panggilan OCR kami sedang ditinjau. Pemotongan (suku bunga) dapat dilakukan segera pada November, tetapi RBNZ kemungkinan akan berhati-hati dan dapat menunda pemotongan hingga 2025," tegas dia.

RBNZ sebelumnya telah memberi isyarat mereka tidak melihat adanya ruang untuk melakukan pemotongan hingga paruh kedua 2025. Investor memperkirakan adanya pemotongan pada akhir tahun ini sementara sebagian besar ekonom lokal memperkirakan pelonggaran moneter akan dimulai pada awal pada 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)