Ekonomi Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Perekonomian Jepang menyusut lebih besar dari yang dilaporkan pada kuartal pertama. Hal yang jarang terjadi ini bisa mengaburkan prospek pemulihan ekonomi negeri Sakura yang rapuh.
Melansir
Channel News Asia, Senin, 1 Juli 2024, Produk Domestik Bruto (PDB) riil Jepang menyusut sebesar 2,9 persen secara tahunan pada Januari-Maret 2024. Capaian ini turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,8 persen.
Revisi ke bawah kemungkinan akan menyebabkan pemotongan perkiraan pertumbuhan Bank of Japan dalam proyeksi triwulanan baru yang akan dirilis akhir bulan ini, dan dapat mempengaruhi waktu kenaikan suku bunga berikutnya, kata para analis.
PDB riil untuk periode Oktober-Desember juga direvisi turun menjadi pertumbuhan tahunan sebesar 0,1 persen dibandingkan kenaikan sebelumnya sebesar 0,4 persen.
Sedangkan untuk periode Juli-September direvisi turun menjadi penurunan tahunan sebesar 4,0 persen dari sebelumnya 3,7 persen. penurunan persen. Pemerintah Jepang mengatakan revisi angka PDB untuk Januari-Maret mencerminkan koreksi yang dilakukan pada data pesanan konstruksi.
Moody's tak ubah rating ke negatif
Sebelumnya, Moody's tak akan memberikan pemeringkatan negatif kepada ekonomi Jepang walaupun pemerintah Jepang gagal memenuhi target fiskal di tahun ini. Peringkat Moody's untuk kredit Jepang terakhir ditetapkan pada akhir 2014 di A1 dengan prospek stabil.
"Tidak, kegagalan memenuhi target bukanlah pemicunya. Bahkan enam hingga tujuh tahun yang lalu kami mengatakan mereka tidak akan mencapai target. Namun saat itu, kami tidak melakukan tindakan pemeringkatan negatif apa pun," jelas Analis Moody's Christian de Guzman, dilansir Channel News Asia.
Pemerintah Jepang telah menjanjikan surplus anggaran primer pada tahun fiskal berikutnya, sebuah target yang dianggap optimis oleh banyak analis. Saldo anggaran primer, yang tidak termasuk penjualan obligasi baru dan biaya pembayaran utang, menunjukkan sejauh mana langkah-langkah kebijakan dapat dibiayai tanpa menerbitkan utang.
"Pemerintah tidak akan mampu mencapai target tersebut," kata de Guzman yang menuturkan utang Pemerintah Jepang kini dua kali lipat besarnya perekonomian, dan sejauh ini merupakan proporsi tertinggi di antara negara-negara industri.