Pengamat politik Ujang Komarudin. Dok Medcom.id
Dinda Shabrina • 5 July 2024 21:36
Jakarta: Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut nama Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Megawati sekaligus menyentil kepemimpinan Jokowi yang dianggap tidak sejalan dengan apa yang diwariskan para pendiri bangsa.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai disebutnya kembali nama Jokowi oleh Megawati itu merupakan tanda bahwa hubungan antara keduanya semakin retak dan semakin panas. Ada perbedaan pandangan dan visi misi yang membuat keduanya tidak lagi bisa bersatu.
“Intinya Megawati masih kecewa pada Jokowi. Apalagi setelah keputusan Mahkamah Agung (MA) yang meloloskan Kaesang jadi calon gubernur. Ini tentu jadi kritikan keras. Kritikan yang terus menerus disampaikan oleh PDIP, termasuk oleh Megawati pascapilpres yang lalu,” kata Ujang kepada Media Indonesia, Jumat, 5 Juli 2024.
Ujang mengungkapkan, sampai saat ini hubungan Megawati dan Jokowi tidak baik-baik saja. Bahkan ke depan, ia memperkirakan, sulit bagi kedua tokoh ini akan kembali bersatu.
“Ini makanya hubungan antara Jokowi dan Megawati sampai hari ini, detik ini, bahkan ke depan akan panjang dan sulit untuk bisa bersatu. Sulit untuk bisa kembali bersua,” ujar Ujang.
Baca juga: Presiden Resmikan Bendungan Pamukkulu di Sulawesi Selatan |