Ilustrasi pengisian avtur. Foto: Dokumen Pertamina
Annisa ayu artanti • 7 February 2024 11:16
Jakarta: Harga bahan bakar minyak untuk pesawat atau avtur di Indonesia dinilai cenderung lebih mahal ketimbang harga avtur di sepuluh bandar udara internasional lain.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terpilih, M. Fanshurullah Asa, yang memulai komitmen program 100 hari kerjanya. Saat ini dia tengah fokus memberikan inisiatif untuk tiga sektor utama yaitu energi, pasar digital, dan ketahanan pangan.
"Dari data yang diperoleh KPPU harga BBM Penerbangan di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan harga BBM Penerbangan di sepuluh bandar udara internasional lain," kata Fanshurullah dalam siaran pers, Rabu, 7 Februari 2024.
Dia menjelaskan, kisaran perbedaan harga avtur di bandar udara Indonesia dengan bandar udara luar negeri mencapai 22 hingga 43 persen untuk periode Desember 2023.
"Hal ini dinilai berpengaruh langsung kepada harga tiket pesawat terbang," ujar dia.
Harga tiket pesawat
Berdasarkan kajian, dia melanjutkan, diketahui harga tiket pesawat per kilometer di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lain, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Kondisi ini pun menurutnya mendapat perhatian Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves) dan meminta KPPU bersama Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk melakukan kajian pembentukan multi provider avtur di Indonesia.
Fanshurullah lebih lanjut membeberkan, dalam rantai pasok penyediaan avtur terdapat tiga kelompok kegiatan, yakni pengadaan bahan bakar dari kilang yang kemudian disalurkan ke fasilitas penyimpanan, penyaluran bahan bakar dari kilang atau kapal laut melalui pipa ke depot penyimpanan di kawasan bandar udara, dan penyaluran ke pesawat.
KPPU menunjukkan, konsep persaingan dapat diterapkan untuk tiap kelompok kegiatan atau dapat dilakukan secara terintegrasi dari fuel supply hingga fuel delivery.
"Dengan memperhatikan karakteristik proses
supply chain penyediaan BBM Penerbangan, sistem multi provider melalui open access dan prinsip co-mingle menjadi salah satu sistem yang sesuai dengan prinsip-prinsip persaingan usaha sebagaimana praktik internasional dan direkomendasikan oleh International Air Transport Association (IATA)," tutur dia.