Laba Industri Tiongkok Naik 29,5%

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Laba Industri Tiongkok Naik 29,5%

Arif Wicaksono • 27 December 2023 14:26

Beijing: Laba industri Tiongkok membukukan kenaikan dua digit pada November 2023 seiring membaiknya manufaktur secara keseluruhan. Namun, permintaan yang lemah terus membatasi ekspektasi pertumbuhan bisnis.

Kenaikan laba industri Tiongkok sebesar 29,5 persen terjadi setelah kenaikan 2,7 persen di Oktober dan bersamaan dengan peningkatan output industri di November. Hal ini terjadi meskipun sektor-sektor lain di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini masih tidak sesuai perkiraan.
 

baca juga: 

Tiongkok Lawan Sanksi AS ke Proyek Gas Alam LNG-2


Data Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok menunjukkan dalam 11 bulan pertama 2023, pendapatan industri menyusut 4,4 persen dari tahun sebelumnya, semakin menyempit dari penurunan 7,8 persen pada Januari hingga Oktober.

"Di balik kenaikan laba pada November adalah percepatan kenaikan laba industri dan laba atas investasi selama sebulan," kata Ahli Statistik NBS Yu Weining, dilansir Channel News Asia, Rabu, 27 Desember 2023.

Dengan serangkaian langkah-langkah pro-pertumbuhan yang diterapkan untuk mendukung pemulihan pascacovid-19 yang tidak merata, ekonomi terbesar di Asia ini diperkirakan akan mencapai target pertumbuhan pemerintah sebesar sekitar lima persen untuk tahun ini. Keuntungan industri memperpanjang kenaikan untuk bulan keempat.

"Kenaikan output industri dan pendapatan pada November mencerminkan berlanjutnya perbaikan di sektor manufaktur secara keseluruhan," kata Analis di China Everbright Bank Zhou Maohua.

Kebijakan menyelamatkan perusahaan industri

Zhoue menuturkan kebijakan makro untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan industri, basis statistik yang rendah tahun lalu dan faktor musiman juga berkontribusi terhadap tren kenaikan.

Para pejabat yakin akan kondisi ekonomi yang lebih baik pada 2024. Namun pemulihan ekonomi masih belum stabil di tengah berlanjutnya pelemahan sektor properti, meningkatnya tekanan deflasi dan melemahnya permintaan global, sehingga muncul kembali seruan stimulus. Zhoue mengatakan meskipun sektor manufaktur secara keseluruhan menunjukkan perbaikan, belum semua sektor menunjukkan perbaikan.

"Ketimpangan di seluruh sektor industri masih terlihat jelas, dengan produsen teknologi tinggi dan peralatan mengalami pertumbuhan laba yang pesat, sementara sektor properti masih tertekan karena menyusutnya laba," kata Zhou.

Kepala Aakroekonomi di Yingda Securities Zheng Houcheng menuturkan kecil kemungkinan keuntungan industri kembali tumbuh sepanjang 2023 karena harga produsen Tiongkok diperkirakan akan tetap berada di bawah tekanan di masa mendatang.

 Perusahaan-perusahaan milik negara mengalami penurunan pendapatan sebesar 6,2 persen dalam 11 bulan pertama, perusahaan-perusahaan asing melaporkan penurunan pendapatan sebesar 8,7 persen, sementara perusahaan-perusahaan sektor swasta membukukan kenaikan sebesar 1,6 persen. Angka keuntungan industri mencakup perusahaan dengan pendapatan tahunan minimal 20 juta yuan (USD2,80 juta) dari operasi utama mereka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)