Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Foto: Medcom.id
Jakarta: Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha. Sebab, menurutnya banyaknya jumlah pengusaha relatif mencerminkan perekonomian negara yang maju.
“Peluang untuk menjadi pengusaha di bangsa ini masih sangat besar dibanding peluang menjadi PNS. Jumlah pengusaha kita baru 3,6 persen, negara maju itu harus double digit, Singapura sudah 11 persen, Amerika Serikat sudah 14 persen, Thailand-Malaysia sudah 6-7 persen,” ujar Bahlil, dalam kuliah umum pada Pembukaan Pra Kongres VIII Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) se-Nusantara di Universitas Islam As Syafi'iyah, Bekasi, dilansir Media Indonesia, Minggu, 2 Mei 2024.
Menjadi pengusaha mudah
Dia mengatakan, untuk menjadi pengusaha sekarang tidak sulit. Itu karena pemerintah menyediakan modal untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) sebesar Rp25 juta melalui kredit tanpa agunan dan izin usaha dapat diurus melalui Online Single Submission (OSS) atau Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
"Menjadi pengusaha di sektor hilirisasi bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Supaya setelah selesai kuliah, ketika kalian kembali ke daerah asal, perekonomian di sana sudah berkembang. Jangan semua menumpuk di Jakarta, karena jika kita semua menumpuk di Jakarta, tidak akan terjadi keseimbangan," tutur Bahlil.
Guna mendukung mahasiswa untuk menjadi pengusaha, ia menjanjikan akan memberikan bantuan modal usaha untuk para mahasiswa yang telah memiliki usaha. Menurut Bahlil, pengusaha hebat ialah pengusaha yang memulai dari bawah.
"Harus berpikir besar, harus punya ide, dan mau mengeksekusi ide itu. Jangan pernah berpikir mau jadi orang hebat kalau cara berpikirnya kecil. Dan tidak ada orang hebat yang mengambil risiko kecil. Selalu itu, orang hebat itu berpikir besar, bertindak besar, dan mengambil risiko besar," ujar Bahlil.
Selain itu, pengusaha juga harus memiliki karakter, yaitu harus bisa membedakan antara pendapatan pribadi dan pendapatan perusahaan. Dua juga mengatakan bahwa pengusaha harus memiliki komitmen dan harus bersikap jujur.
(M Ilham Ramadhan)