Erick Thohir Minta Sinergi Pupuk Kaltim dan Dahana Diteruskan agar Beri Efek Domino Lebih Luas

Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Dokumen Kementerian BUMN

Erick Thohir Minta Sinergi Pupuk Kaltim dan Dahana Diteruskan agar Beri Efek Domino Lebih Luas

Annisa Ayu Artanti • 29 February 2024 19:32

Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong inovasi dan sinergi berbagai industri terus dilakukan. Khususnya, sinergi Pupuk Kaltim dan DAHANA.

Hal itu disampaikannya saat peresmian pabrik amonium nitrat BUMN pertama di Indonesia. Pabrik itu dikelola oleh perusahaan patungan kedua BUMN itu, yaitu PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN), berdiri di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur.

“Ke depan memang perusahaan ini harus menjadi perusahaan terintegrasi petrokimia. Agar nantinya downstream petrokimia ini bisa dirasakan secara menyeluruh oleh bangsa dan negara,” kata Erick dikutip dari siaran pers, Kamis, 29 Februari 2024.

Dia pun menginformasikan kepada Presiden Joko Widodo yang juga meresmikan pabrik dengan total nilai investasi Rp1,2 triliun itu bahwa pabrik Amonium Nitrat akan meningkatkan produksi dalam negeri dan sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor material sejenis.
 

Baca juga: 

Jokowi: Pabrik di Bontang Bisa Kurangi 8% Ketergantungan Impor Bahan Baku Pupuk

Indonesia masih harus mengimpor Amonium Nitrat

Lebih lanjut, kata Erick, saat ini Indonesia masih harus mengimpor Amonium Nitrat sebanyak 21 persen dari kebutuhan nasional atau sekitar 120 ribu ton.  

“Dan 79 persen (sekitar 460 ribu ton) sudah produksi dalam negeri. Dari total (kebutuhan dalam negeri) sebesar 580 ribu ton. Dengan kapasitas produksi pabrik ini sebesar 75 ribu ton, tentunya akan mengurangi yang 21 persen (kebutuhan impor) itu,” ujar Erick.

Menurutnya, produk yang dihasilkan dari pabrik ini akan digunakan untuk memperkuat industri pertahanan dan industri pupuk. Oleh karena itu, dirinya memberikan masukan kepada Presiden Jokowi agar memanfaatkan kesempatan kunjungan kerja ke Australia ke depan agar mendorong akuisisi fasilitas penghasil bahan baku amonium nitrat.

Itu dibutuhkan, untuk menopang kebutuhan produksi pupuk bersubsidi yang ditetapkan naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.

"Dan ke depan kami memperbaiki supply chain kami semoga nanti dalam perjalanan Bapak ke Australia, Bapak Presiden dapat mendorong akuisisi kita di beberapa negara untuk Phospat, yang ada di Australia dan Kanada, kami perlu percepat. Karena memang dengan kita meningkatkan volume pupuk bersubsidi naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton, pasti dibutuhkan bahan baku yang lebih pasti ke depan," tutur dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)