Wall Street Ditutup Bervariasi

Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock

Wall Street Ditutup Bervariasi

Annisa Ayu Artanti • 29 March 2024 08:31

New York: Saham-saham AS berakhir bervariasi pada Kamis (Jumat pagi WIB). Para investor mencerna data ekonomi terbaru dan menunggu laporan inflasi berikutnya.
 
Melansir Xinhua, Jumat, 29 Maret 2024, indeks Dow Jones Industrial Average naik 47,29 poin atau 0,12 persen menjadi 39.807,37. Indeks S&P 500 bertambah 5,86 poin, atau 0,11 persen menjadi 5.254,35, mencatatkan kuartal pertama terkuatnya dalam lima tahun terakhir. Indeks Komposit Nasdaq turun 20,06 poin, atau 0,12 persen, menjadi 16.379,46.
 
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir dalam zona hijau, dengan sektor energi dan utilitas memimpin keuntungan dengan masing-masing naik 1,10 persen dan 0,76 persen.
 
Sementara itu, sektor jasa komunikasi dan consumer discretionary memimpin pelemahan dengan masing-masing turun 0,30 persen dan 0,14 persen.
 
Baca juga: 

Wall Street Menguat, S&P 500 Capai Rekor Tertinggi

PDB Amerika

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS kuartal keempat untuk 2023 direvisi sedikit ke atas menjadi 3,4 persen per tahun, menunjukkan belanja konsumen yang kuat dan ekonomi yang tangguh, menurut pembacaan akhir.
 
Sebelumnya, pemerintah telah melaporkan bahwa ekonomi tumbuh pada tingkat 3,2 persen pada kuartal terakhir tahun ini, disesuaikan dengan inflasi.
 
"Perekonomian dalam kondisi yang cukup baik, konsumen dalam kondisi yang cukup baik dan masih berbelanja, pengangguran masih rendah, dan masih ada kantong-kantong di mana perekonomian berkembang. Jadi ada uang yang ingin dibelanjakan dengan berbagai cara yang berbeda," kata Manajer Portofolio Villere & Company New Orleans, George Young.
 
Indeks Sentimen Konsumen dari University of Michigan melampaui ekspektasi untuk bulan Maret, mencapai 79,4 dibandingkan dengan prediksi 76,5. Level ini, tertinggi sejak Juli 2021, menandakan kekuatan baru dalam kepercayaan konsumen.
 
"Secara kritis, konsumen menunjukkan keyakinan bahwa inflasi akan terus melunak," kata Direktur Survei Konsumen, Joanne Hsu.
 
"Penilaian dan ekspektasi terhadap keuangan pribadi meningkat sedikit dari bulan lalu, karena efek negatif yang dirasakan dari harga dan pengeluaran yang tinggi terhadap standar hidup berkurang," sambung dia.
 
Selain itu, data penjualan rumah yang tertunda untuk bulan Februari melampaui estimasi, menunjukkan kenaikan 1,6 persen dari bulan ke bulan, bukan 1,5 persen seperti yang diharapkan.
 
Kenaikan ini disebabkan oleh lebih banyak orang yang bergabung dengan angkatan kerja dan tingkat persediaan yang lebih tinggi di pasar perumahan. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)