HSBC. Foto: Unsplash.
London: HSBC Holdings melaporkan kenaikan laba setahun penuh sebesar 78 persen, rekor kenaikan tertinggi karena tingginya suku bunga. Laba bersih tersebut meleset dari perkiraan karena perusahaan tersebut terkena penurunan nilai sahamnya di sebuah bank Tiongkok.
Dikutip dari
Channel News Asia, Rabu, 21 Februari 2024, pemberi pinjaman terbesar di Eropa dengan nilai pasar USD160 miliar pada hari Rabu melaporkan laba sebelum pajak sebesar USD30,3 miliar untuk tahun 2023, dibandingkan USD17,5 miliar pada tahun sebelumnya.
Hasil ini lebih buruk dibandingkan estimasi rata-rata broker yang dikumpulkan oleh HSBC sebesar USD34,1 miliar.
Laba tahunan yang mencapai rekor tertinggi ini dirusak oleh penurunan nilai saham bank tersebut di Bank of Communications Tiongkok sebesar USD3 miliar.
Bank yang berkantor pusat di London mengumumkan dividen interim keempat sebesar USD0,31 per saham, sehingga total pada tahun 2023 sebesar USD0,61 per saham.
jual unit bisnis di Rusia
HSBC mengatakan pada Juni 2022 mereka telah setuju untuk menjual 100 persen saham di HSBC Bank (RR), kepada Expobank.
Keputusan tersebut meningkatkan prospek keluarnya HSBC dari Rusia, yang bisnis globalnya mencakup Tiongkok dan AS.
HSBC mengatakan tahun lalu pihaknya mengalami kerugian sebesar USD300 juta atas perkiraan penjualan bisnisnya di Rusia.
Moskow menuntut diskon setidaknya 50 persen pada penjualan aset perusahaan asing. Rusia pun mengizinkan Expobank untuk mengakuisisi 100 persen unit yang dimiliki oleh HSBC Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan persetujuan kepada HSBC untuk menjual unitnya di Rusia ke Expobank.