Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Medcom/Kautsar
Siti Yona Hukmana • 1 September 2024 22:23
Jakarta: Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menilai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak bisa diintervensi. Hal ini merespons keinginan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang ingin bertemu dengan orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu.
"Dalam kurun waktu satu bulan, setidaknya Megawati telah 'menyenggol' Kapolri sebanyak empat kali. Ngebet ingin bertemu Kapolri ketika orang-orang PDIP terseret kasus hukum tapi tidak ditanggapi Kapolri. Artinya, Kapolri menutup akses yang rawan menjadi pintu masuk intervensi penegakan hukum," kata Haidar, Jakarta, Minggu, 1 September 2024.
Haidar memandang Megawati 'ngebet' ingin bertemu Kapolri setelah ponsel Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto disita penyidik KPK yang berasal dari Polri. Lalu, staf Hasto melakukan perlawanan dengan melapor ke Bareskrim, Propam Polri, hingga ke Komnas HAM. Bahkan, mereka meminta Komnas HAM memanggil Kapolri.
"Selama jeda waktu yang ada, mungkin saja segala upaya sudah dicoba tapi buntu. Hingga akhirnya Megawati yang turun tangan. Tapi Kapolri tetap bergeming. Ini menjadi bukti nyata bahwa Presiden Jokowi tidak salah pilih ketika mengangkat Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri," ungkap Haidar.
Haidar membeberkan empat kesempatan Megawati berkali-kali menyinggung Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Pertama, ketika berpidato di Mukernas Partai Perindo di iNews Tower, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Juli 2024.
Baca Juga:
Komitmen Kapolri Berantas Pungli Dinilai Tak Perlu Diragukan |