Goldman Sachs Kerek Perkiraan Harga Emas untuk Awal 2025, Ini Gara-garanya

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Goldman Sachs Kerek Perkiraan Harga Emas untuk Awal 2025, Ini Gara-garanya

Husen Miftahudin • 2 October 2024 13:34

Jakarta: Goldman Sachs pada Senin (30/9) menaikkan perkiraan harga emas untuk awal 2025 menjadi USD2.900 per troy ons (toz) dari sebelumnya USD2.700/toz, dengan mengutip dua alasan utama.

Pertama, mereka mengantisipasi penurunan suku bunga jangka pendek yang lebih cepat di negara-negara Barat dan Tiongkok, menambahkan pasar emas belum sepenuhnya memperhitungkan kenaikan suku bunga pada kepemilikan ETF Barat yang didukung oleh emas fisik, yang cenderung bertahap.

Kedua, pembelian kuat yang sedang berlangsung oleh bank-bank sentral negara berkembang (emerging market/EM) di pasar over-the-counter (OTC) London diperkirakan akan terus mendorong reli emas yang dimulai pada 2022. Para ahli strategi percaya pembelian ini akan tetap meningkat secara struktural.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)

Alat nowcasting Goldman, dikutip dari Investing.com, Rabu, 2 Oktober 2024, yang menyediakan data bulanan tepat waktu, menunjukkan permintaan bank sentral dan institusi untuk emas di pasar OTC London tetap kuat. Hingga Juli, rata-rata pembelian mencapai 730 ton secara tahunan, terhitung sekitar 15 persen dari estimasi produksi tahunan global.

Tiongkok berkontribusi besar terhadap permintaan ini, dengan perkiraan penawaran nowcast yang sebanding dengan perkiraan World Gold Council (WGC). Namun, nowcast menawarkan keunggulan seperti pembaruan bulanan, transparansi tingkat negara, dan penggunaan data bea cukai dan pengetahuan institusional untuk menginformasikan perkiraannya.
 

Baca juga: Iran Balas Israel, Harga Emas Berpotensi Menguat Hari Ini
 

Proyeksi penurunan lanjutan suku bunga Fed


Goldman Sachs juga menegaskan kembali rekomendasi emas jangka panjangnya, dengan mengutip antisipasi kenaikan bertahap dari suku bunga global yang lebih rendah, permintaan yang lebih tinggi secara struktural dari bank-bank sentral, dan peran tradisional emas sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik, keuangan, dan resesi.

Harga emas tetap berada di bawah level tertinggi sepanjang masa pada hari Selasa setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell meremehkan kemungkinan penurunan suku bunga yang signifikan tahun ini. Investor saat ini menunggu data tenaga kerja yang akan datang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Powell mengatakan pada Senin, The Fed kemungkinan akan melanjutkan penurunan suku bunga yang lebih kecil, seperempat persentase poin dan menekankan bank sentral tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, menyusul data yang memperkuat optimisme dalam pertumbuhan ekonomi dan belanja konsumen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)