Polisi Australia Berupaya Larang Unjuk Rasa Pro-Palestina di Sydney

Unjuk rasa pro-Palestina berlangsung di Melbourne, Australia, 29 September 2024. (EPA-EFE)

Polisi Australia Berupaya Larang Unjuk Rasa Pro-Palestina di Sydney

Medcom • 2 October 2024 09:53

Sydney: Kepolisian Australia berupaya melarang unjuk rasa pro-Palestina yang dijadwalkan berlangsung di Sydney pada 6 dan 7 Oktober mendatang.

Aksi unjuk rasa itu akan digelar bertepatan dengan satu tahun dimulainya perang Israel di Jalur Gaza, yang dipicu serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Palestina Hamas. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang terus berlanjut di Timur Tengah.

"Prioritas pertama adalah keselamatan para peserta dan masyarakat luas," kata Kepolisian Australia, dikutip dari The Straits Time, Selasa 2 oktober 2024 

Mereka berencana mengajukan gugatan hukum guna melarang aksi tersebut. Polisi negara bagian New South Wales (NSW) mengadakan diskusi dengan penyelenggara, namun mereka meragukan bahwa protes tersebut dapat berlangsung dengan aman. 

Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah Iran menembakkan puluhan rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober, sebagai balasan atas operasi udara dan darat Israel terhadap Hizbullah, kelompok asal Lebanon yang didukung Teheran. Israel berjanji akan memberikan "respons menyakitkan" terhadap serangan tersebut.

Di sisi lain, Palestine Action Group Sydney mengecam langkah polisi yang berusaha melarang protes tersebut. Dalam unggahan di Facebook, mereka menyatakan bahwa tindakan itu merupakan serangan terhadap hak demokrasi. 

"Kami memiliki hak untuk berdemonstrasi Kelompok Aksi Palestina dengan tegas menentang upaya untuk membungkam protes ini," kata kelompok tersebut, dikutip dari The Straits Time, Selasa 2 oktober 2024 

Aksi protes di Melbourne selama akhir pekan juga memicu kekhawatiran pihak berwenang setelah beberapa peserta memajang bendera Hizbullah dan foto pemimpin Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan Israel.

Hizbullah, yang terdaftar sebagai organisasi teroris di Australia, berada di bawah pengawasan ketat, dan pihak berwenang telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut.

Dilanda peningkatan insiden kebencian sejak pecahnya perang Israel-Gaza, Australia memberlakukan undang-undang yang melarang tampilan simbol kelompok ekstremis di tempat umum. Unjuk rasa anti-perang di Melbourne pada September lalu bahkan berakhir ricuh, dengan puluhan polisi terluka ketika bentrokan dengan massa terjadi. (Angel Rinella)

Baca juga:  Militer Israel Bertekad Balas Rentetan Serangan Rudal Iran

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)