PBB: Serangan ke Pasukan Perdamaian di Lebanon Bisa Jadi Kejahatan Perang

Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. Foto: Anadolu

PBB: Serangan ke Pasukan Perdamaian di Lebanon Bisa Jadi Kejahatan Perang

Medcom • 17 October 2024 07:02

New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, memperingatkan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian di Lebanon dapat dianggap sebagai kejahatan perang. Hingga saat ini tengah serangan Israel yang terus berlangsung. 

Peringatan ini muncul setelah laporan mengenai penargetan tentara Israel terhadap personel dan fasilitas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). 

“Sangat penting bahwa personel UNIFIL dan fasilitas mereka tidak dijadikan sasaran,” kata Stephane Dujarric, Juru Bicara PBB dikutip dari Anadolu, Rabu, 16 Oktober 2024.

Ia menekankan bahwa keselamatan personel dan fasilitas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) harus dijaga, dan setiap serangan terhadap mereka tidak hanya melanggar hukum internasional tetapi juga dapat memperburuk situasi keamanan di kawasan tersebut.

Menurut juru bicara PBB, setidaknya ada 20 insiden yang berdampak pada fasilitas PBB sejak awal Oktober, dan  menambahkan bahwa serangan semacam itu melanggar hukum internasional dan hukum humaniter internasional, yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

UNIFIL, yang dibentuk pada tahun 1978, memiliki tugas utama untuk membantu memulihkan perdamaian di kawasan tersebut serta memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon. Dewan Keamanan PBB pun mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian di wilayah tersebut.

PBB juga menyerukan penghentian segera permusuhan, dengan Dujarric menyatakan keprihatinan atas korban sipil yang terus berjatuhan. Setidaknya 23 warga sipil telah tewas di Lebanon utara akibat bentrokan antara Hizbullah dan tentara Israel.

Sejak dimulainya serangan udara Israel terhadap Lebanon pada 23 September, dilaporkan bahwa lebih dari 1.500 orang tewas, 4.500 lainnya terluka, dan 1,34 juta warga Palestina terpaksa mengungsi. Serangan ini juga terjadi di tengah ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah, di mana serangan Israel terhadap Gaza telah menewaskan ribuan orang.

PBB terus mendesak semua pihak untuk menghentikan kekerasan dan memprioritaskan keselamatan warga sipil, sambil berupaya menciptakan ruang bagi solusi diplomatik dalam krisis yang kian memburuk. (Angel Rinella)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)