Wabah mpox yang melanda wilayah Afrika. Foto: EFE-EPA
Marcheilla Ariesta • 16 August 2024 07:27
Brazzaville: Wabah cacar monyet atau monkeypox (mpox) di Republik Demokratik Kongo (DRC) telah menewaskan 548 orang sejak awal tahun. Kementerian Kesehatan negara itu mengatakan, semua provinsi terkena dampak virus tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu menyatakan lonjakan cacar monyet di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global. WHO khawatir dengan peningkatan kasus di Kongo dan penyebaran ke negara-negara tetangga.
"Menurut laporan epidemiologi terbaru, negara kami telah mencatat 15.664 kasus potensial dan 548 kematian sejak awal tahun," kata Menteri Kesehatan Samuel-Roger Kamba, dilansir dari AFP, Jumat, 16 Agustus 2024.
Kongo terdiri dari 26 provinsi dan memiliki populasi sekitar 100 juta.
“Provinsi yang paling terkena dampak adalah Kivu Selatan, Kivu Utara, Tshopo, Equateur, Ubangi Utara, Tshuapa, Mongala dan Sankuru,” ucap Kamba.
Keputusan badan kesehatan PBB itu muncul sehari setelah pengawas kesehatan Uni Afrika mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakatnya sendiri terkait wabah yang berkembang.
Kasus Pertama di Swedia
WHO mengatakan, kasus pertama cacar monyet yang terkait dengan wabah di Afrika telah diidentifikasi di luar benua tersebut setelah infeksi dikonfirmasi di Swedia.
Berita tersebut muncul sehari setelah WHO menyatakan mpox, yang juga dikenal sebagai cacar monyet, sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global.
Apa Itu Mpox?
Sebelumnya disebut cacar monyet, virus ini pertama kali ditemukan pada manusia pada 1970 di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Republik Demokratik Kongo.
Ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia oleh hewan yang terinfeksi tetapi juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat.
Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit besar seperti bisul.
Baca juga: Swedia Konfirmasi Kasus Cacar Monyet, Pertama di Luar Afrika