Surplus Neraca Dagang Maret 2024 Diprediksi USD1,57 Miliar

Ilustrasi aktivitas perdagangan ekspor-impor. Foto: Medcom.id

Surplus Neraca Dagang Maret 2024 Diprediksi USD1,57 Miliar

Media Indonesia • 21 April 2024 17:51

Jakarta: Neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2024 diproyeksikan mengalami surplus senilai USD1,57 miliar. Nilai tersebut lebih besar USD0,87 miliar dari realisasi bulan sebelumnya namun lebih rendah dari capaian Maret 2023 yang mencatatkan surplus USD2,91 miliar.
 
"Neraca perdagangan pada Maret 2024 diperkirakan masih surplus, meski lebih kecil dibandingkan Maret 2023," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melalui keterangan tertulis, Minggu, 21 April 2024.
 
Dia menambahkan, prakiraan nilai surplus dagang Maret yang lebih besar dari Februari 2024 sejalan dengan normalisasi aktivitas impor pascaperiode Ramadan dan Idulfitri 2024.
 
Dari prakiraan surplus dagang di bulan ketiga tahun ini, kata Andry, kinerja ekspor masih berpotensi melanjutkan tren penurunan. Hal itu imbas melemahnya permintaan, utamanya dari negara mitra dagang akibat kondisi global yang masih dalam ketidakpastian.
 
Pada Maret 2024, kinerja ekspor Indonesia diperkirakan mengalami kontraksi atau tumbuh minus 9,63 persen secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan tersebut lebih dalam dari yang terjadi di Februari 2024 yaitu minus 9,45 persen (yoy).
 
"Kinerja perdagangan masih lemah pada bulan Maret 2024, seiring dengan stagnannya permintaan akibat lemahnya perekonomian global," kata Andry.
 

Baca juga: Berkat Surplus Neraca Dagang, Ketahanan Eksternal Ekonomi RI Semakin Terjaga
 

Kenaikan permintaan batu bara hingga sawit

 
Dari catatannya, pada Maret 2024, harga batu bara sedikit mengalami kenaikan akibat meningkatnya permintaan kebutuhan listrik di India, meskipun permintaan dari Tiongkok masih stagnan.
 
Sedangkan permintaan minyak sawit mentah (CPO) pada Maret 2024 diperkirakan mengalami peningkatan dari India, Afrika, dan Asia, kecuali Tiongkok.
 
Adapun ekspor nikel dan turunannya juga terus menunjukkan pelemahan permintaan dan kelebihan pasokan sehingga berdampak pada pelemahan harga.
 
Sementara itu, impor diperkirakan akan kembali normal setelah tingginya periode impor menjelang lebaran, baik impor minyak mentah maupun barang nonmigas seperti barang konsumsi dan barang modal.
 
Kinerja impor diperkirakan tumbuh minus 4,86 persen (yoy), jauh melemah dari realisasi Februari 2024 yang tercatat tumbuh positif 15,48 persen (yoy).
 
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis secara resmi angka realisasi neraca perdagangan Maret 2024 pada Senin, 22 April 2024, besok.
 
(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)