Jet tempur J-15 milik Tiongkok. (VCG)
Muhammad Reyhansyah • 10 December 2025 15:54
Beijing: Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya mengecam Tiongkok karena menargetkan radar ke pesawat militer Jepang saat latihan pekan lalu, sebuah insiden yang memicu perbedaan versi antara kedua negara Asia di tengah meningkatnya ketegangan.
Pertemuan udara yang terjadi di dekat Kepulauan Okinawa itu berlangsung setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi memicu perselisihan baru dengan Beijing bulan lalu melalui pernyataannya mengenai kemungkinan respons Tokyo jika Tiongkok menyerang Taiwan.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa tindakan tersebut “tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.”
“Aliansi AS–Jepang kini lebih kuat dan lebih solid dari sebelumnya. Komitmen kami kepada sekutu kami, Jepang, tidak tergoyahkan, dan kami terus berkomunikasi erat terkait isu ini maupun isu lainnya," sambungnya.
Melansir Channel News Asia, Rabu, 10 Desember 2025, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara menyambut baik dukungan Washington, menyebut pernyataan itu sebagai bukti kekuatan aliansi kedua negara.
Insiden pada Sabtu itu digambarkan Tokyo sebagai konfrontasi paling serius dalam beberapa tahun terakhir antara militer Jepang dan Tiongkok.
Tindakan mengarahkan radar ke pesawat lawan dianggap sebagai isyarat ancaman karena dapat menandakan potensi serangan dan memaksa pesawat yang ditargetkan untuk melakukan manuver menghindar. Jepang mengecam langkah tersebut sebagai tindakan “berbahaya.”
Beijing memberikan penjelasan berbeda, menegaskan bahwa pesawat Jepang berulang kali mendekati dan mengganggu operasi angkatan laut Tiongkok yang sedang melaksanakan latihan penerbangan berbasis kapal induk di timur Selat Miyako. Kementerian Luar Negeri Tiongkok belum memberikan komentar lebih lanjut atas laporan tersebut.
Pada Selasa malam, Jepang juga mengerahkan jet tempur untuk memantau patroli udara gabungan Rusia dan Tiongkok di sekitar wilayahnya.
Presiden Taiwan Lai Ching-te, saat berbicara kepada wartawan di Taipei pada Rabu, mengecam latihan Tiongkok tersebut sebagai “perilaku yang sangat tidak pantas.”
Ia menegaskan, “Kami juga menyerukan kepada Tiongkok untuk menunjukkan tanggung jawab sebagai negara besar. Perdamaian tidak ternilai; perang tidak memiliki pemenang. Perdamaian harus dijaga oleh semua pihak, dan Tiongkok memiliki tanggung jawab yang sama.”
Hubungan antara dua ekonomi terbesar di Asia semakin memburuk sejak Takaichi mengatakan kepada parlemen bulan lalu bahwa serangan Tiongkok ke Taiwan dapat dianggap sebagai “situasi yang mengancam kelangsungan hidup” dan berpotensi memicu respons militer Jepang.
Beijing menuntut Takaichi mencabut pernyataannya, menuduh Tokyo melakukan ancaman militer, serta mengimbau warga Tiongkok untuk tidak bepergian ke Jepang.
Duta Besar AS untuk Jepang George Glass telah beberapa kali menyatakan dukungan kepada Jepang melalui unggahan di media sosial sejak perselisihan diplomatik ini mencuat. Namun Presiden Donald Trump dan pejabat tinggi AS lainnya tetap tidak memberikan komentar publik.
Menurut sumber yang mengetahui persoalan ini, Trump yang berencana mengunjungi Beijing tahun depan untuk pembicaraan perdagangan menghubungi Takaichi bulan lalu dan meminta agar ia tidak memperburuk ketegangan.
Baca juga: Tiongkok Tuduh Jepang Ancam Secara Militer