Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Foto: Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez.
Fachri Audhia Hafiez • 16 December 2025 11:03
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto menerima laporan positif mengenai pemulihan layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana Sumatra. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melaporkan, rumah sakit (RS) dan puskesmas di daerah yang dilanda banjir bandang serta longsor sudah mulai beroperasi secara bertahap.
Laporan tersebut disampaikan Budi kepada Presiden saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 15 Desember 2025. Budi menyebut, dari total 41 RS yang sempat berhenti beroperasi pada 26 November, kini 100 persen di antaranya telah kembali memberikan layanan.
"Alhamdulillah 100 persen sudah mulai beroperasi, walaupun bertahap, Pak. Baru IGD (Instalasi Gawat Darurat) dulu, ruang operasinya dulu," kata Budi dikutip dari Antara, Selasa, 16 Desember 2025.
Ia mencontohkan, RS Tanjung Pura di Langkat, Sumatra Utara, yang sempat dikunjungi Presiden dan terendam banjir, kini sudah beroperasi kembali.
"Yang terakhir, Rumah Sakit Tanjung Pura, Langkat, yang Bapak (sempat) datang. Kemarin banjir, hari ini Bapak bisa telepon bupatinya, ini sudah beroperasi, Pak. Sudah bersih," tambah Budi.
Budi juga melaporkan kondisi puskesmas. Dari sekitar 1.000 puskesmas di wilayah terdampak, sekitar 500 unit sempat tidak beroperasi setelah bencana pada 25 November 2025.
"(Sekarang) 414 sudah beroperasi. Masih ada yang tidak beroperasi sekitar 50-an. Ada yang (bangunannya) hanyut, ada yang hilang, dan lain sebagainya," jelas Budi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan untuk mengoperasikan kembali puskesmas yang tersisa dalam waktu dua minggu ke depan. Hal ini sangat penting untuk melayani masyarakat yang tinggal di rumah dan juga sekitar 800.000 pengungsi di posko-posko.
Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sejak 25 November 2025 tercatat menyebabkan 1.030 korban jiwa, 206 warga hilang, dan memaksa 608.940 orang mengungsi per 15 Desember.