Uni Eropa Usulkan Bantuan Rp174 Triliun untuk Ukraina dari Aset Rusia

Pasukan Ukraina gunakan meriam melawan Rusia. Foto: Anadolu

Uni Eropa Usulkan Bantuan Rp174 Triliun untuk Ukraina dari Aset Rusia

Muhammad Reyhansyah • 5 December 2025 05:43

Brussels: Komisi Eropa pada Rabu, 3 Desember 2205 mengajukan paket dukungan senilai 90 miliar Euro atau sekitar Rp174 triliun untuk Ukraina yang mencakup periode 2026–2027. Skema tersebut merupakan kombinasi antara pinjaman bersama Uni Eropa dan pemanfaatan keuntungan dari aset Bank Sentral Rusia yang dibekukan di Eropa.

Mengumumkan proposal tersebut di Brussel, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan bahwa Ukraina berada pada “titik krusial,” sementara negosiasi damai masih berlangsung dan Rusia “meningkatkan serangannya.” 

Ia mengutip estimasi IMF bahwa Ukraina membutuhkan 135 miliar Euro atau sekitar Rp2,6 kuadriliun dalam dua tahun ke depan untuk mempertahankan fungsi negara dan melanjutkan upaya pertahanan.

Von der Leyen menegaskan bahwa Uni Eropa siap menanggung dua pertiga dari kebutuhan tersebut, yakni 90 miliar Euro, sambil menyerukan dukungan tambahan dari mitra internasional.

Dalam usulan yang diajukan, Komisi memperkenalkan dua model pendanaan untuk dipertimbangkan negara anggota. Pertama, Uni Eropa akan menghimpun dana melalui pasar modal dengan jaminan anggaran Uni Eropa, kemudian meminjamkannya kepada Ukraina. Mekanisme ini membutuhkan persetujuan bulat seluruh negara anggota.

Melansir dari Anadolu, Kamis, 4 Desember 2025, model kedua memungkinkan Komisi meminjam dengan menjaminkan hasil dari aset Bank Sentral Rusia yang dibekukan di institusi keuangan Eropa, untuk kemudian dialirkan ke Ukraina sebagai pinjaman reparasi. Kyiv baru akan diwajibkan membayarnya kembali setelah Rusia melunasi kompensasi perang. Opsi ini bisa disetujui melalui pemungutan suara mayoritas berkualifikasi.

Von der Leyen menekankan bahwa paket ini mencakup perlindungan menyeluruh untuk menghindarkan negara anggota dan lembaga keuangan dari risiko pembalasan Rusia maupun tindakan penegakan hukum di negara ketiga. 

Mekanisme solidaritas memungkinkan Uni Eropa menanggung bersama risiko yang tersisa, jaminan yang ditujukan khusus kepada Belgia, negara tempat Euroclear sebagai pemegang utama aset Rusia yang dibekukan di Eropa.

Pemerintah Belgia sebelumnya menyampaikan kekhawatirannya akan potensi tanggung jawab hukum dan keuangan, dan menegaskan bahwa semua negara anggota harus berbagi tanggung jawab tersebut.

“Pesan kepada Rusia adalah bahwa Pinjaman Reparasi meningkatkan biaya dari perang agresinya. Ini merupakan undangan untuk kembali ke meja perundingan demi menemukan perdamaian,” kata von der Leyen.

Komisi menyerukan proses percepatan, mengatakan bahwa KTT Dewan Eropa pada 18–19 Desember harus memberikan komitmen politik yang jelas dari para pemimpin Uni Eropa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Fajar Nugraha)