Ilustrasi minyak sawit. Foto: Ditjenbun Kementan.
Media Indonesia • 11 September 2023 12:32
Jakarta: Kebijakan Uni Eropa yang telah mengesahkan Undang-Undang Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation/EUDR) berpotensi besar menimbulkan efek negatif terhadap necara perdagangan Indonesia.
Menurut Pakar Hukum Bisnis dan Perdagangan Internasional Ariawan Gunadi, sebagai negara pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia, implementasi EUDR dapat menghambat perdagangan ekspor produk kelapa sawit dan turunannya. Bahkan, berpotensi memicu kerugian sebesar USD7 miliar terhadap neraca perdagangan internasional Indonesia.
"Ini membebani produsen kelapa sawit, dan merugikan petani kecil dari rantai pasokan," kata Ariawan kepada wartawan, dilansir Mediaindonesia.com. Minggu, 10 September 2023.
Selain itu, kata dia, adanya persyaratan uji tuntas (due diligence) deforestasi dalam semua rantai pasok (supply chain) perdagangan internasional Uni Eropa secara inheren menciptakan sistem penolokukuran (benchmarking) yang bersifat diskriminatif bagi negara-negara eksportir kelapa sawit.
Baca juga: RI Tak Hambat Produk Uni Eropa Masuk Indonesia
Regulasi ini mempersulit akses market penetrasi ke pasar Uni Eropa, membebani produsen kelapa sawit, dan merugikan petani kecil dari rantai pasokan. Selain itu, regulasi EUDR ini juga tidak sejalan dengan prinsip dan kaidah aturan di World Trade Organization (WTO) karena merupakan bentuk hambatan non tarif (non tariff barrier) dan menggunakan standardisasi yang berbeda dari ketentuan standardisasi yang telah berlaku.
Regulasi ini juga bertentangan dengan semangat kerja sama negara-negara dunia untuk mengatasi isu perubahan iklim baik dalam kerangka pembangunan berkelanjutan (SDGs), Paris Agreement, maupun Conference of The Parties (COP).
"Seharusnya Uni Eropa menghargai upaya-upaya yang telah dilakukan negara-negara produsen eksportir komoditas dalam meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya dengan melibatkan negara-negara produsen eksportir komoditas seperti Indonesia," papar alumni S3 Universitas Indonesia itu.