Ilustrasi tindak pidana perdagangan orang. (Medcom)
Marcheilla Ariesta • 29 July 2023 05:51
Jakarta: Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO) Kepolisian Republik Indonesia mengatakan telah berhasil menyelamatkan ribuan korban dalam hampir dua bulan sejak dibentuk. Hal ini disampaikan Subdit 5 Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri AKBP Aris Wibowo.
Dalam diskusi tentang TPPO di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Aris mengatakan, ada berbagai macam modus operandi yang dilakukan para pelaku terhadap korban.
"Seperti memanfaatkan teknologi informasi, mengimingi gaji besar, memanfaatkan praktik kerja lapangan, dan lain sebagainya," kata Aris, Jumat, 28 Juli 2023.
Hingga 27 Juli kemarin, Satgas yang terbentuk pada 5 Juni ini mengeklaim menerima 722 laporan perdagangan manusia. Jumlah ini, ujar Aris, hampir enam kali lipat dari laporan yang didapat setiap tahunnya.
Menurut laporan perdagangan manusia, satgas yang dikumpulkan sejak hari pertama bertugas kebanyakan berasal dari Polda Jawa Barat. Polisi di provinsi berpenduduk terpadat itu menerima 86 laporan perdagangan manusia selama periode tersebut.
"Dari 722 laporan yang diterima, kami telah menyelamatkan 2.195 korban perdagangan manusia," ujar Aris.
"Kita juga menangkap 865 tersangka. Dari angka tersebut, 107 tersangka ditangkap Polda Jawa Barat," lanjutnya.
Jenis pekerjaan yang ditawarkan kepada para korban beragam. Namun, mereka hanya akan bekerja selama berjam-jam di pusat penipuan online di luar negeri.
Beberapa korban bahkan tidak mendapatkan kontrak kerja resmi.
"Kalaupun mereka melakukannya (diberikan kontrak), kontraknya akan dalam bahasa Mandarin yang tidak diucapkan oleh para korban," katanya.
Dalam diskusi ini hadir pula Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Antonius PS Wibowo, dan aktivis perdagangan orang yang juga adalah penyintas korban TPPO, Yuli Riswati dari Kabar Bumi.
Baca juga: 53 Perempuan dan Anak Dikurung Diduga jadi Korban Perdagangan Orang