Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani. Foto: MI/Insi Nantika Jelita.
Insi Nantika Jelita • 10 February 2025 15:28
Jakarta: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp13.032 triliun dari periode 2025-2029.
Jumlah investasi jumbo ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen. Hal ini disampaikan Rosan dalam acara World Bank New Insight On The Business Environment In Indonesia, di Jakarta.
"Jika dibandingkan dengan 10 tahun terakhir, angka investasi tersebut mengalami lonjakan sekitar 143 persen. Ini target yang harus kami capai dari kementerian kami," ungkap Rosan, Senin, 10 Februari 2025.
Jika dirinci dari total investasi tersebut, di tahun ini BKPM mesti merealisasikan investasi sebesar Rp1.905,6 triliun. Angka ini untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen secara year on year (yoy). Di 2026, pihaknya mesti mengumpulkan investasi senilai Rp2.175,26 triliun untuk mengejar target ekonomi hingga 6,3 persen.
Tahun berikutnya, BKPM ditargetkan merealisasikan investasi sebanyak Rp2.567,47 triliun untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 7,5 persen. Di 2028, untuk menggapai pertumbuhan ekonomi 7,7 persen, realisasi investasi yang dipatok sebesar Rp2.969,64 triliun. Di 2029, guna mewujudkan target ambisius pertumbuhan ekonomi delapan persen, target investasi yang dicapai sebesar Rp3.414,82 triliun.
Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu menekankan investasi memainkan peran krusial dalam pertumbuhan ekonomi. Lantaran mampu memberikan sumbangsih terbesar kedua bagi pertumbuhan ekonomi nasional selama ini.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) per kuartal IV-2024, komponen yang mempengaruhi produk domestik bruto pada ialah konsumsi rumah tangga (RT) dengan kontribusi 53,71 persen. Kemudian, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi dengan kontribusi sebesar 30,12 persen.
"Melihat struktur ini, jelas investasi akan memainkan peran yang sangat signifikan dalam pertumbuhan ekonomi kami. Kami memiliki tujuan yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi pada 2045," tutur Rosan.
Baca juga: Perang Tarif Trump, BKPM Makin Rajin Gaet Investasi |