Perang Tarif Trump, BKPM Makin Rajin Gaet Investasi

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani. Foto: MI/Insi Nantika Jelita.

Perang Tarif Trump, BKPM Makin Rajin Gaet Investasi

Insi Nantika Jelita • 10 February 2025 15:09

Jakarta: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan pihaknya aktif menjemput bola investasi imbas perang dagang tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
 
Dengan seluruh impor produk perdagangan dari Kanada dan Meksiko dikenakan kenaikan tarif sebesar 25 persen dan dari Tiongkok sebesar 10 persen, membuka peluang pemindahan pabrik ke negara yang tidak dikenakan tarif dagang, termasuk di Indonesia.
 
"Kita tidak bisa duduk saja di sini tanpa proaktif mengundang investasi. Karena negara-negara ASEAN, tetangga kita juga akan proaktif soal investasi," ujar Rosan usai acara World Bank New Insight On The Business Environment In Indonesia, di Jakarta, Senin, 10 Februari 2025.
 
Pada Senin, (3/2) lalu, Rosan telah melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) Eramet Group Christel Bories membahas sejumlah rencana investasi di Tanah Air.
 
Antara lain mengenai rencana perusahaan tambang asal Prancis itu melakukan eksplorasi wilayah baru di Sulawesi Selatan dan Papua, ingin mengembangkan proyek responsible green electric vehicle (RGEV) dan kerja sama mineral kritis.
 
"Dengan CEO (Eramet) saya ketemu dan rencananya mereka akan ingin memperluas investasinya terutama di bidang mineral. Kami sudah berbicara untuk potensi investasi itu ke depannya dan mereka berkomitmen," ungkap Rosan.
 

Baca juga: Rosan Laporkan Capaian Investasi 2024 kepada Presiden Prabowo


(Ilustrasi. Foto: Medcom.id)
 

Potensi SDA dan energi terbarukan melimpah

 
Ia optimistis dengan sumber daya alam dan potensi energi terbarukan yang melimpah di Indonesia, dapat menarik minat banyak investor asing menanamkan modalnya di Tanah Air.
 
Seperti potensi energi baru dan terbarukan (EBT) misalnya, mulai dari energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan juga laut memiliki total potensi hingga 3.686 gigawatt (GW).
 
"Paling besar ya kita bicara potensi dari sumber daya alam kita, utamanya energi terbarukan yang kita miliki dengan potensi yang besar. Hal ini bagaimana kita menjadikan potensi ini menjadi realisasi (investasi)," tegasnya.
 
Kendati demikian, untuk menangkap peluang investasi dari perang dagang tarif AS, pemerintah perlu memberlakukan kebijakan seperti menyederhanakan dan mempercepat perizinan usaha untuk mendorong peningkatan investasi di Indonesia.
 
"Kita memang harus melakukan penyesuaian dari segi kebijakan yang kita lakukan selama itu untuk meningkatkan daya saing dan realisasi investasi kita," tutur Rosan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)