Cemas Ketidakpastian Global, Bos OJK: Ekonomi Nasional Sudah Tidak Mampu Lagi!

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. Foto: dok OJK.

Cemas Ketidakpastian Global, Bos OJK: Ekonomi Nasional Sudah Tidak Mampu Lagi!

Husen Miftahudin • 29 April 2025 11:09

Jakarta: Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengaku cemas terhadap ketidakpastian global yang sudah merenggut banyak cadangan perekonomian nasional.

"Saat ini, pertumbuhan ekonomi nasional tidak lagi cukup. Apalagi cuma bertumpu pada motor-motor tradisional yang bergantung kepada ekonomi global," ungkap Mahendra dalam Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah, dikutip Selasa, 29 April 2025.

Karena itu, ia menyampaikan pentingnya upaya pengembangan ekonomi daerah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional antara lain dengan mengembangkan sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

"Kita harus memperkuat motor-motor pertumbuhan baru berbasis ekonomi domestik, yang berarti pertumbuhan ekonomi daerah menjadi taruhan penting bagi ketahanan ekonomi nasional," tegas dia.
 

Baca juga: Perang Tarif Memperburuk Tingkat Utang, IMF: Negara di Dunia Bakal Gemar 'Ngutang'!


(Ilustrasi pertumbuhan ekonomi turun. Foto: Freepik)
 

Dorong keterlibatan asuransi


Menurutnya, OJK selama ini telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan ekonomi daerah khususnya di sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif dengan mengarahkan pembiayaan atau penyaluran kredit serta melibatkan asuransi untuk menjaga risiko yang muncul.

"Ada keterlibatan dari asuransi untuk meng-cover kemungkinan risiko gagal panen atau risiko dari bencana alam yang disebut dengan produk asuransi parametrik. Sehingga bisa mengurangi beban yang bisa ditanggung atau dibebankan kepada petani yang menjadikan keseluruhan aktivitasnya tidak visible secara bisnis dan tidak cukup laik secara penilaian kredit dan pembiayaan," jelas dia.

Mahendra menjelaskan, yang dilakukan oleh OJK selama ini selain mendorong pembiayaan atau akses keuangan kepada pelaku usaha di sektor agrikultur, pariwisata dan ekonomi kreatif, namun di lain pihak juga membentuk ekosistem sektor usaha yang lengkap.

Dikatakannya, pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah memerlukan pendekatan baru yakni dengan membangun ekosistem pembiayaan yang mampu memahami karakter unik dari sektor ini, seperti penggunaan intellectual property rights sebagai agunan alternatif, serta penerapan alternative credit scoring.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)