Harpropnas Fest 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Foto: Metrotvnews.com/Aulia Rahmani Hanifa.
Husen Miftahudin • 16 September 2025 18:04
Jakarta: Festival Hari Properti Nasional (Harpropnas Fest) 2025 menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari energi, pencahayaan, hingga interior untuk memperkuat daya saing dan menciptakan nilai tambah bagi.
Diketahui, industri
properti menyumbang lebih dari 15 persen terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Namun pertumbuhannya sangat bergantung pada dukungan lintas sektor, mulai dari perbankan, energi, pencahayaan, hingga interior.
"Semuanya saling terhubung dan hanya bisa tercapai bila seluruh pemangku kepentingan bergerak bersama," kata CEO 99 Group Wasudewan pada Harpropnas 2025, di Jakarta, Selasa, 16 September 2025.
Pada sektor energi, Pertamina melalui unit retail
fuel sales mengoptimalkan ruang usaha di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Langkah ini tidak hanya mendukung pertumbuhan tenant, tetapi juga meningkatkan kenyamanan konsumen.
"Kolaborasi lintas sektor sebagai strategi untuk menjaga keberlanjutan bisnis mitra," jelas VP Retail Fuel Sales Pertamina Windrian Kurniawan.
Dari sektor pencahayaan, Signify Indonesia menekankan pentingnya efisiensi energi dalam hunian. Konsumen kini lebih kritis dan mencari rumah yang mendukung produktivitas sekaligus hemat energi.
"Kami tidak bisa berdiri sendiri. Ekosistem yang lengkap akan memberi manfaat lebih besar bagi konsumen," ungkap Head of Marketing Consumer Signify Indonesia Burhan Noor Sahid.
(Ilustrasi industri properti. Foto: Blog.modalku.co.id)
Lokomotif pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan daya beli
Dengan kontribusi yang besar terhadap PDB dan
multiplier effect ke berbagai sektor, industri properti kini dipandang sebagai salah satu lokomotif
pertumbuhan ekonomi.
Kolaborasi lintas sektor mulai dari energi, interior, hingga teknologi bukan hanya mendukung kebutuhan hunian masyarakat, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi nasional di tengah tantangan daya beli dan ketidakpastian global. (
Aulia Rahmani Hanifa)