Foto Ki Hadjar Dewantara di rumahnya yang kini menjadi Museum Dewantara Kirti Griya di Jalan Tamansiswa Yogyakarta. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim 
                                                
                    
                        Yogyakarta: Ki Hadjar Dewantara memilih jalan sunyi dalam sejumlah hal pada masa pra kemerdekaan Indonesia. Sosok pemilik nama Suwardi Suryaningrat ini merupakan keturunan darah biru telah dipersiapkan menjadi Kanjeng Gusti Adipati Arya Paku Alam IV karena dia keturunan Paku Alam III.
"Ki Hadjar sudah disiapkan jadi putra mahkota atau calon Paku Alam IV," kata cucu ke 14 Ki Hadjar Dewantara, Nanang Rekto Wulanjaya ditemui pada Senin, 27 Oktober 2025.
Suwardi memilih menanggalkan darah biru dan hidup menjadi rakyat biasa. Ia memilih berjuang bersama masyarakat untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah. Suwardi kemudian memilih nama Ki Hadjar Dewantara saat ia mendirikan organisasi Tamansiswa. 
"Konteksnya bukan priyayi jadi orang biasa, tapi siapa yang berjuang untuk Indonesia," kata Nanang. 

Ruang tamu eks rumah Ki Hadjar yang telah diubah  menjadi Museum Dewantara Kirti Griya di Jalan Tamansiswa Yogyakarta. Metrotvnews.com/Ahmad Mustaqim
Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889. Ki Hadjar muda terlibat dalam pendirian sejumlah organisasi untuk melawan penjajah pada masa itu.
Nanang mengatakan Ki Hadjar menjadi bagian yang terlibat dalam pendirian Indische Partij pada 25 Desember 1912. Kemudian ada Komite Bumiputera pada 1913. Peristiwa itu jadi pemicu munculnya tulisan berjudul 'Andai Aku Seorang Belanda'.
Kiprah Ki Hadjar tak sebatas pada lembaga Pendidikan dan kebudayaan Tamansiswa yang ia dirikan pada 3 Juli 1922. Tamansiswa memang menjadi jalan perlawanan penjajah melalui jalur pendidikan. Namun, peranan Ki Hadjar di dunia tulis menulis dan perpolitikan tak kalah penting Bersama para tokoh lain, seperti Ciptomangunkusumo dan Ernest Douwes Dekker.
Lalu, Sumpah Pemuda yang digemakan pada 28 Oktober 1928 juga tak luput dari peranannya. Ki Hadjar memang berada di balik layer, namun ia yang memberikan pandangan mendalam nasionalisme yang akhirnya masih di dalam tiga butir isi Sumpah Pemuda.
Inisiator Lagu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya menjadi lagu wajib dalam berbagai kegiatan kenegaraan, termasuk ketika peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Wage Rudolf (WR) Supratman menjadi eksekutor atau pencipta lagu itu. Dengan kemampuannya dalam bermusik, ia menciptakan lagu yang mampu menumbuhkan rasa kecintaan terhadap tanah air.
Menurut Nanang, Ki Hadjarlah yang mendorong WR Supratman membuat lagu kebangsaan negara. Ki Hadjar merasa Indonesia ini negara besar dan selayaknya memiliki lagu kebangsaan negara.
"Kita ini bangsa yang besar, kamu buatlah lagu (kebangsaan) Indonesia," kata Nanang menggambarkan perkataan Ki Hadjar kepada WR Supratman.
 Ki Hadjar Dewantara. DOK: fahum.umsu.ac.id
Ki Hadjar Dewantara. DOK: fahum.umsu.ac.id
WR Supratman diminta Ki Hadjar karena memiliki kapasitas dan kemampuan bermusik. Ki Hadjar memberikan masukan dan gambaran seperti apa poin-poin penting dalam penciptaan bait-bait lagu.
"Yang berinisiatif agar Indonesia punya lagu kebangsaan itu Ki Hadjar, hal itu disampaikan ke WR Soepratman. Syairnya nanti narasinya begini. Ditangkap dan diterjemahkan WR Soepratman. Hal itu terjadi pada 1924 di Jakarta," ujar Nanang.
Jengkal demi jengkal kata lagu Indonesia Raya tetap jadi ranah WR Supratman. Namun, gagasan dan gambaran inti lagu itu ada andil sosok yang dikenal Menteri Pendidikan pertama Indonesia itu.
"Syair dan birama (dibuat) WR Supratman. Liriknya harus seperti apa itu (masukan dari) Ki Hadjar," ujar Nanang.
Nanang mengatakan tak mementingkan kebangsawanan demi negara tercinta hingga cita-cita merdeka itu diwujudkan Presiden Soekarno dengan memproklamasikannya pada 17 Agustus 1945. Kenyamanan hidup di lingkungan Pura Pakualaman rela Ki Hadjar tanggalkan demi ikut berjuang bersama banyak tokoh untuk menjadi negara merdeka. Ki Hadjar Dewantara juga tercatat menjadi salah satu Pahlawan Nasional 
"Dan Ki Hadjar itu yang diteladani pada saat menanggalkan gelarnya. Walaupun sebetulnya ada kesepakatan keluarga untuk mengajukan beliau untuk menjadi pewaris tahta," ucap Nanang.