Begini Antisipasi Pemerintah Jika Negosiasi dengan AS Buntu

Juru Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto. MI/Naufal Zuhdi

Begini Antisipasi Pemerintah Jika Negosiasi dengan AS Buntu

Naufal Zuhdi • 9 July 2025 16:18

Jakarta: Juru Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto menegaskan saat ini Indonesia telah mencari target pasar baru apabila negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS) mengalami kebuntuan.

"Kita juga tentu tidak bisa berharap sepenuhnya untuk keberhasilan negosiasi. Indonesia juga sudah mencari target pasar baru lewat EU-CEPA dan CEPA yang lain. Kita juga mendukung kerja sama bilateral untuk membuka pangsa pasar yang lain," ucap Haryo di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Rabu, 8 Juli 2025.

Meski begitu, Haryo menyebut pemerintah Indonesia akan tetap optimis negosiasi tarif dengan AS bisa membuahkan hasil yang terbaik bagi kedua negara.

"Kami tidak akan berhenti di sini, kita tetap akan bernegosiasi dan merespons dengan baik, dan kita akan sampaikan pertimbangan-pertimbangan Indonesia sebagai negara strategis yang perlu mendapatkan prioritas dari pemerintah AS," ujar dia.

Di sisi lain, ia menyatakan pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto juga telah menyiapkan strategi baru untuk negosiasi tarif dengan AS. Sebab, selama ini pemerintah mengaku telah memenuhi semua permintaan-permintaan dari AS dan defisit AS pun sudah tertangani.

"Jadi sebenarnya negosiasi sudah selesai, Indonesia proposalnya jadi rujukan bagi negara-negara lain. Strategi baru Pak Menko akan menyampaikan Indonesia sangat strategis dengan sumber daya alam yang dimiliki, kita berharap pihak dari AS juga mempertimbangkan lagi posisi Indonesia," beber dia.
 

Baca juga: 

Optimalkan Negosiasi, Pemerintah Upayakan Penurunan Tarif Trump



(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)

Indonesia kena tarif 32% mulai 1 Agustus

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya menetapkan pengenaan tarif impor barang dari Indonesia sebesar 32 persen. Angka pengenaan tarif impor untuk Indonesia ini tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan yang diumumkan Trump pada awal April 2025 lalu.
 
Dalam media sosialnya, Trump mengaku pengenaan tarif tersebut itu ia sampaikan dalam surat resmi kepada Presiden RI Prabowo Subianto. "Indonesia akan dikenakan tarif sebesar 32 persen," tulis Trump dikutip dari Xinhua, Selasa, 8 Juli 2025.

Selain Indonesia, Trump juga mengirim surat pengenaan tarif impor barang ke AS kepada 13 pemimpin negara lainnya. Diantaranya Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Myanmar, Laos, Tunisia, Bangladesh, Serbia, Bosnia dan Herzegovina (BiH), Kamboja, dan Thailand. Besarannya tarifnya berbeda-beda, berkisar antara 25 persen hingga 40 persen dan akan dikenakan mulai 1 Agustus 2025.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)