Kondisi kehancuran akibat serangan Israel di Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 3 March 2025 07:13
Kairo: Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan pada hari Minggu kemarin bahwa rencana rekonstruksi Gaza, yang memastikan warga Palestina tetap tinggal di tanah mereka, sudah siap dan akan dipresentasikan pada pertemuan puncak darurat Liga Arab di Kairo pada hari Selasa besok.
Negara-negara Arab, yang dengan cepat menolak rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih kendali Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina, berusaha keras untuk menyetujui serangan diplomatik guna melawan gagasan tersebut.
Rencana Trump, yang diumumkan pada 4 Februari di tengah gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas, tampaknya menjauh dari kebijakan Timur Tengah Washington yang selama ini berfokus pada Solusi Dua Negara. Rencana tersebut memicu kemarahan di antara warga Palestina dan negara-negara Arab.
Abdelatty mengatakan Mesir akan mencari dukungan dan pendanaan internasional untuk rencana tersebut, seraya menekankan peran penting Eropa, khususnya dalam pembiayaan rekonstruksi Gaza.
"Kami akan mengadakan pembicaraan intensif dengan negara-negara donor utama setelah rencana tersebut diadopsi pada pertemuan puncak (Liga) Arab mendatang," katanya, dalam konferensi pers dengan Komisioner Uni Eropa untuk Mediterania, Dubravka Suica.
Sementara itu, Israel pada hari Minggu kemarin memblokir masuknya truk bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam upaya mendesak Hamas agar menerima proposal perpanjangan gencatan senjata yang diajukan AS. Abdelatty mengatakan penggunaan bantuan sebagai senjata hukuman kolektif tidak dapat diizinkan.
Fase pertama dari perjanjian gencatan senjata yang rapuh di Gaza telah berakhir akhir pekan kemarin.
Abdelatty menegaskan kembali komitmen Mesir terhadap gencatan senjata yang disepakati sebelumnya, yang telah dijadwalkan untuk beralih ke fase kedua.
"Ini akan sulit, tetapi dengan niat baik dan tekad politik, itu dapat dicapai," ujarnya.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sebelumnya bahwa mereka telah mengadopsi proposal AS untuk gencatan senjata sementara di Gaza selama periode Ramadan dan Paskah Yahudi (Passover).
Baca juga: Potret Warga Gaza Berbuka Puasa di Tengah Reruntuhan Bangunan