Tumbuh Melambat, Kredit Perbankan Tembus Rp7.908 Triliun

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Tumbuh Melambat, Kredit Perbankan Tembus Rp7.908 Triliun

M Ilham Ramadhan Avisena • 10 May 2025 11:45

Jakarta: Pertumbuhan kredit pada April 2025 mencapai 9,16 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan nilai Rp7.908 triliun. Kendati relatif positif, angka pertumbuhan tersebut melambat dari bulan sebelumnya yang tercatat 10,30 persen (yoy). 

"Pada April 2025 pertumbuhan kredit masih melanjutkan pertumbuhan sebesar 9,16 persen (yoy)," kata Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae melalui konferensi pers secara daring, dikutip Sabtu, 10 Mei 2025.

Laju pertumbuhan kredit tersebut dapat dilihat dari penggunaannya. Data OJK menunjukkan kredit investasi menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 13,36 persen, diikuti kredit konsumsi 9,32 persen, dan kredit modal kerja hanya 6,51 persen.

Dari sisi kepemilikan, bank BUMN mendorong pertumbuhan kredit sebesar 9,54 persen secara tahunan. Sementara dari sisi debitur, kredit korporasi tumbuh cukup tinggi di angka 13,52 persen, namun kredit kepada UMKM hanya tumbuh 1,91 persen.

"Kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65 persen di tengah upaya perbankan yang fokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM," jelas Dian. 

Kinerja kredit dari kantor perwakilan bank luar negeri (offshore loan) mencatatkan peningkatan sebesar 44,65 persen menjadi Rp327,67 triliun, menunjukkan meningkatnya peran pembiayaan eksternal. Meski demikian, pertumbuhan kredit secara agregat masih melambat seiring kehati-hatian bank dalam menyalurkan pembiayaan.
 

Baca juga: 

Dihantam Gejolak Global, OJK: Sektor Jasa Keuangan Indonesia Stabil



(Ilustrasi. MI/Ramdani)

Dana pihak ketiga tumbuh moderat

Di tengah tren melambatnya kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh moderat sebesar 4,75 persen (yoy) menjadi Rp9.010 triliun, melambat dari pertumbuhan Februari sebesar 5,75 persen. Komponen giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh 4,01 persen, 7,74 persen, dan 4,75 persen.

Likuiditas perbankan juga dinilai terjaga dengan baik. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) tercatat sebesar 26,22 persen dan likuiditas terhadap dana non-inti (AL/NCD) sebesar 116,05 persen, masih jauh di atas ambang batas minimum masing-masing sebesar 10 persen dan 50 persen.

Namun demikian, kualitas aset menunjukkan adanya tekanan. Rasio NPL gross sebesar 2,71 persen pada Maret 2025, naik dari Februari sebelumnya sebesar 2,22, persen.

Rasio NPL net berada di 0,80 persen, sedangkan Loan at Risk (LAR) tercatat 9,86 persen, lebih tinggi dari Februari namun masih lebih rendah dibanding Maret 2024 yang mencapai 13,94 persen.

Kendati demikian, permodalan perbankan tetap kuat, tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,43 persen. Ini dinilai menjadi bantalan penting dalam menghadapi ketidakpastian global.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)