Ilustrasi. Foto: Dok MI
New York: Dolar AS sedikit merosot pada Rabu, 11 Juni 2025. Para pedagang menunggu berita yang lebih konkret dari pembicaraan perdagangan antara Tiongkok dan AS.
Dikutip dari Investing.com, Kamis, 12 Juni 2025, indeks dolar yang melacak greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, turun 0,1 persen menjadi 99,032.
Kerangka kerja perdagangan kurang rinci
Pejabat AS dan Tiongkok telah menyelesaikan negosiasi intensif selama dua hari di London, menyetujui kerangka kerja tingkat tinggi yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali gencatan senjata Jenewa dan mengatasi sengketa pengendalian ekspor.
Berbicara di akhir diskusi maraton selama dua hari, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan perjanjian tersebut akan "memberikan dasar" pada kesepakatan sebelumnya yang dicapai di Jenewa bulan lalu.
(Ilustrasi dolar AS. MI/Ramdani)
Meskipun meredakan beberapa kekhawatiran atas meningkatnya konflik perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia, telah menunjukkan tanda-tanda kerapuhan.
Lutnick mengatakan ada resolusi terhadap langkah Tiongkok untuk memutus akses ke beberapa logam yang penting bagi industri Amerika dan militer AS, tetapi pengumuman hari Selasa sebagian besar tidak memberikan rincian dan sekarang perlu disetujui oleh Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping.
"Negosiasi perdagangan Tiongkok-Amerika di London telah menghasilkan rencana untuk menghidupkan kembali arus barang-barang sensitif, tetapi gagal menandai terobosan dan membuat dolar masih rentan terhadap masalah fiskal domestik," kata analis di ING dalam sebuah catatan kepada klien.
Kekhawatiran ini termasuk ancaman stagflasi karena tarif yang baru disepakati akan lebih tinggi daripada akhir tahun lalu, yang berpotensi membebani pertumbuhan ekonomi sambil menaikkan harga domestik.
Inflasi AS naik
Inflasi di Amerika Serikat sedikit naik pada Mei, dengan indeks harga konsumen (IHK) naik 2,4 persen secara tahunan. Menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja, IHK naik dari 2,3 persen pada April.
Kenaikan inflasi tersebut sedikit di bawah ekspektasi ekonom sebesar 2,5 persen, berdasarkan survei FactSet. Inflasi inti naik 2,8 persen selama setahun terakhir, juga di bawah proyeksi 2,9 persen.
Meskipun pembacaan ini lebih rendah dari yang diharapkan, inflasi tetap di atas target Federal Reserve sebesar dua persen, menggarisbawahi tantangan yang sedang berlangsung dalam menstabilkan harga sepenuhnya.