PM Israel Benjamin Netanyahu tegaskan tak ada gencatan senjata. Foto: Anadolu
Tel Aviv: Pemerintah Israel menegaskan bahwa tidak ada gencatan senjata yang berlaku di Jalur Gaza, meski operasi udara untuk sementara dihentikan di beberapa wilayah. Juru bicara pemerintah Shosh Bedrosian menyatakan militer tetap berhak bertindak untuk tujuan pertahanan di tengah upaya diplomatik yang dipimpin Amerika Serikat.
Pernyataan ini disampaikan setelah Hamas menerima sebagian dari rencana perdamaian 20 poin yang diajukan Washington, termasuk penghentian perang, penarikan pasukan Israel, dan pembebasan sandera Israel serta tawanan Palestina. Namun, sejumlah isu utama seperti pelucutan senjata Hamas masih menjadi titik perdebatan.
Diplomasi intensif di Mesir
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan perang belum berakhir meskipun kedua pihak telah menyetujui sebagian rancangan perdamaian.
“Kita akan segera tahu apakah Hamas serius atau tidak berdasarkan bagaimana pembicaraan teknis ini berjalan dalam hal logistik,” ujar Rubio kepada
NBC News' Meet the Press mengenai pembebasan sandera dari Gaza, dikutip dari
Channel News Asia, Senin, 6 Oktober 2025.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menginstruksikan delegasinya untuk bertolak ke Sharm El-Sheikh, Mesir, guna menyelesaikan detail teknis pertukaran sandera.
Kairo mengonfirmasi akan menjadi tuan rumah pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang juga bertepatan dengan peringatan dua tahun serangan Hamas pada 7 Oktober.
Dalam upaya mendukung kelancaran diplomasi tersebut, Gedung Putih mengumumkan Presiden Donald Trump telah mengirim dua utusan ke Mesir untuk memantau jalannya negosiasi.
Situasi keamanan dan dampak kemanusiaan
Meskipun ada pembicaraan damai, serangan Israel terus berlanjut di Gaza. Badan Penanggulangan Bencana Gaza melaporkan setidaknya lima orang tewas dalam serangan pagi hari di Kota Gaza pada Minggu, setelah hampir 60 korban jiwa tercatat pada hari sebelumnya. Rekaman
AFPTV menunjukkan asap tebal membubung dari wilayah pesisir, mengindikasikan serangan masih intensif.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz mengklaim operasi militer telah memaksa 900.000 warga mengungsi ke selatan, menciptakan tekanan pada Hamas. Namun, warga Gaza seperti Muin Abu Rajab bersikap skeptis dalam menanggapi klaim tersebut.
“Tank mundur sedikit, tapi ini hanya langkah taktis, bukan penarikan pasukan,” ujar Katz. Sementara itu, PBB memperkirakan sekitar 1 juta orang masih bertahan di wilayah tersebut sebelum serangan dimulai.
Negosiasi kali ini difokuskan pada pencapaian kesepakatan komprehensif, berbeda dengan pendekatan bertahap yang gagal sebelumnya. Rubio menekankan bahwa proses “tidak boleh memakan waktu berminggu-minggu”, sementara Trump memperingatkan tidak akan mentolerir penundaan dari Hamas.
Hasil pembicaraan di Mesir akan menentukan apakah gencatan senjata jangka panjang benar-benar dapat terwujud.
(Muhammad Adyatma Damardjati)