Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 30 September 2025 13:26
Caracas: Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez mengumumkan pada Senin, 29 September, bahwa Presiden Nicolas Maduro menandatangani dekrit keadaan darurat eksternal menyusul meningkatnya ancaman dari Amerika Serikat (AS). Dekrit tersebut memberikan Maduro kewenangan memperluas pertahanan dan keamanan nasional jika terjadi serangan militer AS.
Rodriguez menyebut langkah ini perlu diambil karena kehadiran pasukan militer AS di perairan dekat Venezuela. Washington mengklaim pengerahan itu bertujuan memerangi perdagangan narkoba, namun Caracas menilai operasi tersebut sebagai bentuk tekanan untuk memaksakan pergantian rezim.
Maduro mengatakan dekrit dikeluarkan karena peningkatan kekuatan militer besar-besaran AS di Karibia.
“Tujuan kami adalah memastikan seluruh bangsa, setiap warga negara, memiliki dukungan dan perlindungan dari semua kekuatan masyarakat Venezuela untuk menanggapi setiap ancaman atau serangan terhadap negara kami,” ujarnya, seperti dikutip Miami Herald, Selasa, 30 September 2025.
Berdasarkan Pasal 338 Konstitusi Venezuela, keadaan darurat eksternal memungkinkan pemerintah menangguhkan jaminan konstitusional tertentu selama 90 hari dan dapat diperpanjang 90 hari tambahan. Dekrit harus disetujui Dewan Menteri, diajukan ke Majelis Nasional, dan ditinjau Mahkamah Konstitusi dalam delapan hari.
Sementara itu, AS menegaskan operasi militernya di Karibia bertujuan mengganggu jaringan perdagangan narkoba. Awal bulan ini, Presiden Donald Trump mengerahkan kapal perang, jet tempur F-35, dan ribuan personel ke wilayah tersebut, pengerahan terbesar dalam beberapa dekade, untuk menargetkan organisasi kriminal transnasional dan rute penyelundupan narkoba.
Ketegangan meningkat sejak awal September ketika pasukan AS menenggelamkan kapal pengangkut narkotika asal Venezuela, menewaskan 17 orang, menurut laporan Trump di platform Truth Social. Pemerintah Venezuela mengutuk langkah itu sebagai tindakan pemaksaan dan intervensi militer. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: AS Tolak Permintaan Dialog Presiden Venezuela di Tengah Ketegangan Militer