Perang dagang antara AS dan Tiongkok dipastikan berdampak signifikan pada perekonomian global. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 9 April 2025 20:02
Beijing: Kementerian Keuangan Tiongkok mengumumkan pada hari Rabu, 9 April 2025, bahwa mereka akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada semua barang yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Ini merupakan langkah balasan Beijing setelah tarif besar-besaran AS sebesar 104 persen terhadap barang-barang Tiongkok mulai berlaku hari ini.
"Praktik AS untuk menaikkan tarif pada Tiongkok adalah kesalahan yang sangat fatal, yang secara serius melanggar hak dan kepentingan sah Tiongkok," kata Kemenkeu Tiongkok tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Tindakan tersebut menambah penghinaan atas luka yang sudah ada,” sambungnya, dikutip dari Politico.
Pernyataan kementerian tersebut disampaikan ketika ketegangan perdagangan meningkat antara Beijing dan Washington, setelah Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen dalam paket tarif "timbal balik.”
Dalam praktiknya, Tiongkok menambahkan tarif tambahan sebesar 50 persen pada tarif 34 persen yang sudah ada sebelumnya, sehingga totalnya menjadi 84 persen untuk semua produk AS. Pemungutan tarif tersebut akan mulai berlaku pada hari Kamis besok.
Selasa lalu, Tiongkok menjadi negara pertama yang menentang tarif universal Trump di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Menteri Keuangan AS Scott Bessent, saat berbicara di Fox Business, menyesalkan tanggapan Tiongkok sebagai sesuatu yang “tidak menguntungkan."
Sebelum langkah balasan Tiongkok, Trump mengatakan bahwa para pemimpin global bersedia melakukan apa pun untuk membuat kesepakatan perdagangan dengannya di saat tarif Amerika mulai berlaku.
Baca juga: Guncang Ekonomi Dunia, Trump Sebut Kebijakan Tarifnya ‘Legendaris’