Apa itu Gempa Intraslab? Jenis Gempa yang Menghantam Bengkulu

Akibat Gempa Bumi Bengkulu. (Dok. Metro TV)

Apa itu Gempa Intraslab? Jenis Gempa yang Menghantam Bengkulu

Riza Aslam Khaeron • 23 May 2025 14:06

Bengkulu: Dini hari Jumat, 23 Mei 2025, masyarakat Bengkulu dikejutkan oleh guncangan kuat yang terjadi sekitar pukul 02.52 WIB. Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,3 (kemudian diperbarui menjadi M6,0) tersebut berpusat di laut, sekitar 47 kilometer barat daya Kota Bengkulu, pada kedalaman 84 kilometer.

Getaran dirasakan cukup luas hingga 11 lokasi berbeda, termasuk Kota Bengkulu, Seluma, Kepahiang, dan Liwa.

Namun yang menarik, jenis gempa ini bukan berasal dari patahan aktif di permukaan bumi, melainkan dari pergerakan batuan di dalam lempeng bumi yang sedang menunjam. BMKG menyatakan bahwa:

"Gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab)," demikian pernyataan BMKG, Jumat, 23 Mei 2025.

Lantas apa itu gempa Intraslab? Berikut penjelasannya.
 

Apa Itu Gempa Intraslab?

Gempa intraslab adalah jenis gempa yang terjadi di dalam lempeng samudra yang sedang menunjam ke bawah lempeng benua dalam sistem subduksi. Gempa ini bukan disebabkan oleh pergeseran dua lempeng di permukaan, melainkan oleh deformasi batuan di dalam lempeng itu sendiri akibat tekanan dan tarikan selama proses penunjaman.

Wilayah tempat biasanya gempa ini terjadi disebut sebagai zona Wadati-Benioff, di mana energi akumulatif akibat deformasi dalam lempeng dapat dilepaskan secara tiba-tiba sebagai gempa bumi.

Ciri khas gempa intraslab:
  • Kedalaman menengah hingga dalam (biasanya 70–300 km)
  • Tidak menimbulkan tsunami, karena titik pusat gempa terlalu dalam untuk menyebabkan deformasi dasar laut yang signifikan
  • Biasanya tidak berasosiasi langsung dengan sesar permukaan
Jenis gempa ini cukup sering terjadi di wilayah Indonesia yang terletak di zona subduksi aktif, seperti di Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku.
 

Mekanisme: Sesar Naik (Thrust Fault)

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa Bengkulu 23 Mei 2025 memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Ini berarti bagian lempeng yang berada di bawah mengalami tekanan dan terdorong ke atas akibat kompresi dari gaya tektonik.

Mekanisme ini umum terjadi pada gempa subduksi dan menunjukkan bahwa sumber tekanan berasal dari dalam lempeng itu sendiri, bukan dari gesekan antar-lempeng di permukaan.
 
Baca Juga:
Deretan 8 Gempa Besar di Sumatra: Dari Aceh hingga Bengkulu
 

Dampak di Permukaan

Guncangan dari gempa ini dirasakan dengan intensitas antara III hingga V MMI. Menurut BMKG:

"Dirasakan di Kota Bengkulu, Seluma dan Empat Lawang dengan skala IV - V MMI... daerah Kepahiang, Liwa, Lemong, Rejang Lebong, Tais dan Lubuk Linggau dengan skala IV MMI... daerah Muko - Muko dengan skala intensitas III MMI," papar BMKG, 23 Mei 2025.

Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami dan hingga pukul 03.25 WIB belum terdeteksi adanya gempa susulan yang signifikan.

Masyarakat sering mengasosiasikan gempa besar hanya dengan megathrust atau patahan permukaan. Padahal, gempa dalam seperti intraslab juga dapat menghasilkan guncangan yang kuat di permukaan, terutama jika terjadi di bawah wilayah padat penduduk. Selain itu, karena titik gempa berada jauh di bawah permukaan, getarannya dapat menjalar lebih luas.

Gempa intraslab memang tidak menyebabkan tsunami, tetapi masih berisiko terhadap bangunan dan infrastruktur, terutama yang tidak tahan gempa. Oleh karena itu, penting untuk terus memperkuat sistem mitigasi bencana di wilayah rawan seperti Bengkulu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)