AFPI Perluas Literasi dan Akses Pembiayaan di Indonesia Timur

Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar Foto: dok AFPI.

AFPI Perluas Literasi dan Akses Pembiayaan di Indonesia Timur

Ade Hapsari Lestarini • 18 July 2025 23:49

Jakarta: Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mendorong inklusi keuangan di Indonesia serta memperluas literasi finansial bagi masyarakat.

AFPI meningkatkan literasi dan edukasi ke masyarakat serta pengenalan pendanaan digital yang aman dan produktif bagi pelaku UMKM khususnya di wilayah Indonesia Timur.

Strategi tersebut dilakukan AFPI melalui Fintech Lending Days (FLD) 2025 pada 9-10 Juli 2025 di Kota Sorong, Papua Barat Daya. Acara yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini mengusung tema "Menggerakkan Ekonomi Lokal: Sinergi UMKM di Indonesia Timur Bersama Pindar".

 
Dalam acara tersebut, lebih dari 25 pelaku UMKM lokal dan 31 platform Pindar dan ekosistemnya ikut berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan FLD 2025 dengan tagline #PINDARSAMPAIUJUNGTIMUR.
 
"Fintech Lending Days hadir sebagai bentuk komitmen kami untuk mendekatkan layanan pendanaan digital berbasis teknologi atau Pindar kepada masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia Timur. Kami ingin mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang lebih merata serta membuka akses pembiayaan yang lebih luas dan aman bagi pelaku UMKM," ujar Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar, dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 Juli 2025.
 
Per Desember 2024, data OJK mencatat penyaluran fintech lending di luar Pulau Jawa masih sebesar 21,59 persen dari total penyaluran nasional.
 

Perluasan inklusi keuangan di wilayah Indonesia Timur

 
Kepala Direktorat Pengawasan Usaha Pembiayaan Berbasis Teknologi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indra, menilai Fintech Lending Days 2025 sebagai katalis dalam upaya perluasan inklusi keuangan, khususnya dalam mendorong pembiayaan produktif di wilayah Indonesia Timur.
 
"Pengembangan UMKM Indonesia harus dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan banyak komponen stakeholders, antara lain pelaku pindar, kelompok usaha UMKM, IWAPI, media massa, serta lembaga jasa keuangan seperti Bank Umum, BPD, dan BPR setempat," ujar Indra.
 
Selain memperkenalkan layanan pindar melalui sesi pameran dan talk show, FLD 2025njuga secara aktif menjaring aspirasi pelaku usaha lokal melalui kegiatan UMKM Visit. Dalam agenda ini, AFPI bersama sejumlah platform Pindar mengunjungi dua UMKM berbasis industri rumahan di Sorong untuk mendengar langsung tantangan dan kebutuhan mereka terkait akses pembiayaan.
 
Sementara dari sisi penyelenggara layanan pindar, UMKM Visit juga menjadi sarana untuk menjelaskan secara langsung bagaimana layanan Pindar dapat dimanfaatkan maksimal oleh pelaku usaha mikro. Interaksi dua arah ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan informasi sekaligus membuka peluang kerja sama yang lebih konkret antara pelaku usaha lokal dan penyedia layanan.
 
Fokus utama FLD 2025 dalam mendukung pertumbuhan UMKM lokal Sorong, turut mendapat apresiasi dari Gubernur Provinsi Papua Barat Daya Elisa Kambu. Langkah AFPI sebagai asosiasi yang pertama hadir di Papua Barat Daya ini, menurut dia, merupakan bentuk kolaborasi antara pelaku usaha untuk mendukung inklusi keuangan di daerah.
 
"Kami di Papua Barat Daya percaya literasi dan inklusi keuangan bukan hanya tentang pemahaman, tetapi tentang pemberdayaan. Oleh karena itu, kami mendukung penuh kehadiran Pindar sebagai alternatif pembiayaan yang aman serta bertanggung jawab. Kami juga berharap solusi seperti ini terus berkembang untuk menjangkau seluruhnpelosok Indonesia, termasuk di wilayah-wilayah 3T," ujar Elisa.
 

Edukasi finansial ke masyarakat

 
Tidak hanya berfokus pada perluasan pemahaman terhadap layanan pindar, FLD 2025 juga menjadikan edukasi finansial bagi masyarakat sebagai prioritas utama. Sejalan dengan visi AFPI untuk memperluas literasi keuangan di Indonesia, FLD juga memberikan berbagai sesi edukatif yang dikemas dengan interaktif dan menghadirkan ahli-ahli dari bidang keuangan, regulator, serta institusi pendidikan.
 
AFPI juga bekerja sama dengan Universitas Victory Sorong dalam program AFPI Goes to Campus. Diikuti oleh 150 mahasiswa, kegiatan ini bertujuan membekali mahasiswabdengan pemahaman praktis mengenai pengelolaan keuangan yang produktif sertabpentingnya mengenali perbedaan antara layanan Pindar berizin dari pinjaman online ilegal.
 
Melalui rangkaian kegiatan yang mencakup aspek edukasi serta perluasan inklusi keuangan, Entjik berharap FLD 2025 dapat menjadi wadah dialog yang mempertemukanbregulator, pemerintah daerah, dan asosiasi dalam membahas pemanfaatan layanan keuangan digital yang aman dan produktif.
 
"Melalui kolaborasi bersama dalam Fintech Lending Days 2025, kami berharap dapat meningkatkan inklusi keuangan, khususnya bagi UMKM, sehingga dapat turut berkontribusi dalam upaya pemerataan ekonomi di Indonesia Timur. Ke depannya, kami harapkan FLD bisa terus menjadi ruang bersama untuk memperkuat literasi finansial, memperluas inklusi keuangan, serta mendorong pertumbuhan UMKM secara berkelanjutan," kata Entjik.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)