Kelompok Hizbullah asal Lebanon. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 27 August 2025 19:38
Istanbul: Senator Amerika Serikat, Lindsey Graham, memperingatkan bahwa masa depan politik dan ekonomi Lebanon bergantung pada pelucutan senjata Hizbullah. Ia menilai langkah itu penting untuk membuka dukungan internasional dan memperkuat stabilitas kawasan.
Dalam konferensi pers di Beirut usai bertemu Presiden Lebanon Joseph Aoun, Graham menyebut Lebanon tengah menghadapi pilihan bersejarah. “Negara ini akan mundur, bukan maju, jika Anda tidak melucuti senjata Palestina dan Hizbullah, serta menjadikan tentara Lebanon sebagai pemegang senjata utama,” ujarnya.
Menurut Graham, pelucutan kelompok non-negara akan membuka pintu keterlibatan lebih besar dari dunia Arab dan Barat. Ia juga menyinggung kemungkinan perjanjian pertahanan AS–Lebanon yang dinilainya bisa membawa perubahan besar.
“Bagi mereka yang berusaha merusak keberagaman agama di Lebanon, waktu mereka sudah terbatas,” tegas Graham, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu, 27 Agustus 2025.
Meski menekankan keputusan ada di tangan rakyat Lebanon, Graham menegaskan Israel tidak akan mengubah sikapnya hingga langkah konkret dilakukan. “Israel tidak akan pernah memandang Lebanon secara berbeda sampai Anda melakukan sesuatu yang berbeda,” katanya.
Pada 5 Agustus lalu, pemerintah Lebanon menyetujui rencana untuk mengonsolidasikan seluruh persenjataan di bawah kendali negara, dan menugaskan militer menyusun rencana implementasi sebelum akhir 2025. Namun, Hizbullah menolak keputusan tersebut, menyebutnya sebagai “dosa besar.”
Israel sendiri melancarkan serangan ke Lebanon sejak Oktober 2023 yang berkembang menjadi perang besar pada September 2024, menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai 17.000 lainnya. Gencatan senjata tercapai pada November, tetapi pasukan Israel masih bertahan di lima pos perbatasan hingga kini meski kesepakatan menuntut penarikan mundur. (Muhammad Fauzan)
Baca juga: AS Usul Rencana Pelucutan Senjata Hizbullah