Pemerataan Konektivitas Logistik ke Indonesia Timur Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta: Sebagai negara kepualauan, Indonesia memerlukan akses konektivitas logistik yang dapat menghubungkan dari ujung Barat sampai ujung Timur Nusantara. Konektivitas logistik yang saling terhubung bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dengan pengiriman barang yang semakin mudah.

Lion Parcel (PT Lion Express), perusahaan logistik terkemuka di Indonesia, terus memperkuat perannya dalam menghubungkan wilayah Indonesia Timur melalui jaringan
pengiriman yang luas dan infrastruktur yang mumpuni. Dengan layanan yang telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT)
mendukung konektivitas logistik nasional.

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan potensi besar di setiap wilayahnya, diyakini distribusi logistik yang merata adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata. Namun, wilayah Indonesia Timur mengadapi seperti kota-kota di NTT menghadapi tantangan tersendiri dalam akses logistik.

Kondisi geografis Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan menghadirkan tantangan tersendiri bagi industri logistik. Salah satu contohnya adalah wilayah NTT yang memiliki lebih dari 1.000 pulau tersebar di lebih dari 20 kabupaten dengan akses transportasi yang menantang membuat distribusi barang membutuhkan sistem logistik yang terintegrasi.
 

Baca: Strategi Lion Parcel Perkuat Layanan Pengiriman Barang

Jasa pengiriman melalui jalur udara menjadi kunci untuk menghadirkan kecepatan dan efisiensi. Salah satu keunggulan Lion Parcel terletak pada integrasinya dengan jaringan penerbangan sebagai maskapai dengan rute domestik terluas di Indonesia. Dukungan ini memungkinkan Lion Parcel menjangkau kota-kota di NTT dengan waktu pengiriman yang cepat.

"Lion Parcel berkomitmen melayani kebutuhan pengiriman masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Indonesia Timur dan kota-kota di NTT yang menghadapi tantangan tersendiri dalam akses logistik," kata Liolio CEO Virtual Lion Parcel. 

Dengan dukungan lebih dari 350 armada penerbangan, termasuk banyak pesawat jenis ATR yang mampu menjangkau berbagai area, telah menjangkau hingga 98 persen wilayah di Indonesia, termasuk kota-kota di Nusa Tenggara Timur. Akses ini memperkuat peran Lion Parcel dalam mendukung kelancaran arus distribusi barang dari dan ke wilayah NTT.

Dengan mudahnya konektivitas logistik, membuka peluang bagi produk-produk lokal NTT untuk menjangkau pasar yang lebih luas di seluruh Indonesia dengan ratusan mitra agen tersebar di seluruh penjuru NTT dan yang akan terus bertambah, mulai dari ibu kota provinsi di Kupang, hingga kabupaten-kabupaten lain seperti Larantuka.

Salah satu Mitra Lion Parcel Kupang, Deddy A Elim, menuturkan Kota Kupang berperan sebagai hub logistik utama di wilayah NTT, menjadi pusat distribusi bagi pengiriman barang dari dan ke sebagian besar wilayah di sekitarnya. Deddy mengakui bahwa kondisi geografis di wilayah ini kerap menjadi tantangan tersendiri. 

“Dengan dukungan Lion Parcel, banyak komoditas lokal dari NTT kini bisa menjangkau pasar yang lebih luas di luar pulau. Salah satunya Alpukat Soe, yang jadi produk unggulan dan banyak diminati oleh masyarakat di luar daerah,” ujar Deddy.

Mitra Lion Parcel lainnya asal Larantuka, Vonny Lamoren, menjelaskan jasa ekspedisi sangat diandalkan masyarakat di Larantuka. Sebagai salah satu wilayah di NTT,
kehadiran pengiriman logistik memiliki peran penting, baik untuk pengiriman personal maupun kebutuhan bisnis. Banyak warga mengirimkan paket kepada keluarga di luar pulau, sementara pelaku UMKM, instansi pemerintahan, dan perusahaan juga memanfaatkan untuk mendistribusikan barang dan dokumen secara rutin.

“Di Larantuka, salah satu kebutuhan pengiriman yang masih mendominasi adalah pengiriman kebutuhan keluarga, terutama pengiriman barang-barang untuk anggota keluarga yang merantau ke luar kota atau pulau. Dari sisi produk lokal, Lion Parcel juga mendukung pengiriman komoditas seperti vanili kering hasil pertanian pulau Adonara, oleh-oleh khas Larantuka produksi UMKM lokal, hingga kain tenun lokal yang kini mulai menjangkau pasar ekspor,” jelas Vonny.