Ihfa Firdausya • 6 September 2025 12:40
Jakarta: Ekonom Senior Indef sekaligus Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini, mengenang sosok Arif Budimanta yang baru berpulang. Arif yang merupakan mantan staf khusus presiden ke-7 RI Joko Widodo meninggal dunia pada Sabtu, 6 September 2025, pukul 00.06 WIB.
Didik mengenang Arif Budimanta sebagai aktivis, akademisi, dan politisi yang berkiprah di PDIP. Almarhum juga pernah menjadi anggota DPR 2009-2014 dan menekuni think tank dari PDIP yaitu Megawati Institut.
"Arif adalah adik kelas saya di IPB dan kepergiannya terlalu cepat karena masih muda usia. Tetapi takdir tidak bisa kita tolak sehingga kita ikhlas melepas kepergiannya," kata Didik dalam keterangan yang diterima, Sabtu, 6 September 2025.
Menurut dia, kepergian Arif banyak yang harus dikenang sebagai hikmah dan pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya. Arif banyak menulis buku dan artikel yang dibuat di media massa nasional, seperti Kompas, Bisnis Indonesia, dan DetikFinance, dengan fokus pada isu ketimpangan, UMKM, investasi, dan keberlanjutan.
Pemikiran Arif terutama tentang ekonomi politik, Pancasila, dan kebijakan publik. Beberapa karyanya, antara lain Pancasilanomics: Ekonomi Pancasila dalam Gerak (2019). "Buku ini membahas bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa menjadi landasan sistem ekonomi Indonesia yang adil, inklusif, dan berdaulat," kata Didik.
Ada juga buku tentang arsitektur ekonomi Indonesia yang mengkritisi arah pembangunan yang terlalu liberal dan mengusulkan desain ekonomi berbasis konstitusi (Pasal 33 UUD 1945).
Di ranah politik Arif berada di PDIP meskipun, katanya, tidak masuk di lingkaran dalam Megawati. Ia aktif memotori Think tank di dalam partai ini, sebagai Direktur Eksekutif Megawati Institute sejak 2008 hingga saat ini.
"Dalam kapasitas intelektualitas seperti ini, ia aktif menyampaikan pemikiran-pemikiran ekonomi serta menginisiasi diskusi penting, termasuk meluncurkan gagasan seperti Pancasilanomics untuk memperkuat ekonomi berbasis nilai-nilai Pancasila," papar Didik.
Di DPR pada periode 2009-2014 Arif dan rekan-rekannya aktif dalam gerakan sunyi, yakni menghidupkan ekonomi konstitusi. Indikator kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan utama, bukan sekedat pertumbuhan ekonomi berbasis kebijakan yang liberal.
"Arif dikenal karena menginisiasi kaukus ini yang bertujuan memasukkan indikator kesejahteraan masyarakat ke dalam proses penyusunan APBN, bekerja sama dengan lintas fraksi," kata Didik.
Arif Budimanta juga punya peran di dalam ranah sosial dan pendidikan, yakni sebagai pengurus yayasan wakaf paramadina yang membawahkan Universitas Paramadina.
"Intelektual dan akademisi di yayasan dan kampus ini seperti kiprahnya, sangat aktif dalam diskursus publik dan memberikan kritik terhahdap kebijakan publik dan ekonomi politik secara luas," tutup Didik.