Director of Business Development and Scientific Affairs Dexa Group, Prof. Raymond Tjandrawinata. Foto: dok Dexa Group.
Ade Hapsari Lestarini • 21 August 2025 09:46
Jakarta: Dexa Group menegaskan pentingnya riset dan standardisasi mutu dalam pengembangan obat bahan alam (OBA) pada forum internasional Capacity Building and Workshop on Quality Standardization of Extracts and Quality Control Assessment in Traditional Medicine Products yang diselenggarakan BPOM RI bersama World Health Organization (WHO), 19-21 Agustus 2025.
Director of Business Development and Scientific Affairs Dexa Group, Prof. Raymond Tjandrawinata menegaskan keberhasilan obat herbal modern hanya dapat dicapai bila riset ilmiah berjalan seiring dengan kontrol mutu yang ketat.
"Produk herbal yang baik, dengan kontrol kualitas yang ketat, serta dikerjakan oleh saintis yang kompeten dapat sejajar dengan obat kimia modern," ungkap Prof. Raymond, dalam paparannya "Ensuring the Quality of Innovative Technology of Natural Medicine Products", dilansir keterangan tertulis, Kamis, 21 Agustus 2025.
Melalui Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), Dexa Group menggunakan pendekatan biomolekuler untuk menemukan fraksi bioaktif dari sumber alam, seperti cacing tanah dan ikan gabus. Produk Dexa Group yang telah masuk Formularium Fitofarmaka seperti Stimuno, Inlacin, Redacid, dan Disolf telah melalui uji klinis dengan standar internasional dan bahkan terdaftar patennya di berbagai negara. Sebagai contoh, Redacid dari kayu manis sudah terdaftar pantennya di Eropa, Jepang, Australia, Taiwan dan Korea Selatan.
Baca juga: Marak Kosmetik tak Berizin, BPOM Minta Masyarakat Hati-hati |